𝐏𝐀𝐑𝐀𝐆𝐑𝐀𝐅 𝑬𝑵𝑫𝑰𝑵𝑮 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐋𝐀𝐇 𝐏𝐄𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆 - Tinta Media

Selasa, 11 Oktober 2022

𝐏𝐀𝐑𝐀𝐆𝐑𝐀𝐅 𝑬𝑵𝑫𝑰𝑵𝑮 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐋𝐀𝐇 𝐏𝐄𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆

Tinta Media - Meskipun secara anatomis tubuh manusia paragraf 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (akhir) karangan khas (𝑓𝑒𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑛𝑒𝑤𝑠/FN) itu ibarat kaki dan tangan, namun fungsinya tidak kalah penting dengan paragraf lainnya termasuk paragraf pertama (leher) bahkan dengan judul (kepala). Bagaimana kalau manusia tanpa kaki dan tangan? Tentu saja tidak dapat bergerak ke mana-mana, begitu juga dengan FN.
.
Bila judul dan paragraf pertama berfungsi untuk menarik perhatian pembaca agar mau membaca lebih lanjut ke paragraf berikutnya, paragraf terakhir bertujuan memberikan informasi terakhir yang sangat berkesan.
.
Dengan adanya kaki, manusia bisa berjalan ke mana saja sesuai keinginannya. FN juga demikian, pembaca bisa dibawa ke akhir cerita yang menyenangkan, menyedihkan, menggantung, atau kesan terakhir lainnya yang diharapkan muncul dalam perasaan pembaca.
.
Ragam paragraf terakhir ada banyak dan masing-masing jenis akan memberikan kesan perpisahan (dengan pembaca) yang berbeda sebagaimana sudah disinggung di atas. Tujuh di antaranya sebagai berikut. 
.
Tunggu sebentar! Sebelum menjelaskan dan memberikan contoh ketujuh jenis paragraf akhir tersebut, saya ingin menyampaikan adab dalam membaca paragraf terakhir. 
.
Berbeda dengan pembahasan paragraf pertama, yang setiap jenisnya langsung saya sampaikan contoh paragrafnya sebagaimana disampaikan pada artikel yang berjudul 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (silakan klik: Baca disini), dalam pembahasan paragraf terakhir ini saya tidak akan mencantumkan paragraf terakhir sebagai contoh, tetapi saya akan memberikan FN utuh sebagai contohnya. 
.
Anda tidak boleh langsung membaca paragraf akhirnya, tetapi secara seksama harus membacanya dari awal; mulai dari judul dulu, kemudian paragraf pertama, diteruskan ke batang tubuh tulisan, setelah itu barulah baca 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 -nya. InsyaAllah dengan menaati adab baca 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 ini kesan terakhir dari FN akan benar-benar terasa. Meskipun tidak haram/berdosa, tapi tolong ya adab ini jangan dilanggar. 
.
Berikut ketujuh jenis paragraf terakhir beserta contohnya.  
.
𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 (𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Akhir paragraf yang menunjukkan tercapainya harapan, perjuangan, dan atau cita-cita tokoh utama. Tujuannya agar pembaca merasa senang dengan membaca paragraf akhir seperti ini setelah membaca lika-liku si tokoh untuk menggapai keinginannya, tentu saja bila si pembaca berada di pihak tokoh tersebut. Paragraf ini sering digunakan. Karena umumnya memang kisah kesuksesan (𝑠𝑢𝑐𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑠𝑡𝑜𝑟𝑖𝑒𝑠) yang sering diangkat dalam menulis FN. 
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝑆𝑎𝑚𝑖’𝑛𝑎 𝑤𝑎 𝐴𝑡ℎ𝑎’𝑛𝑎 (𝑊𝑎ℎ𝑑𝑎𝑛𝑖 𝑊𝑖𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛, 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑆𝑎𝑚𝑎𝑟𝑖𝑛𝑑𝑎) yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3T6Fpcj.
.
.
𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒅𝒊𝒉𝒌𝒂𝒏 (𝒔𝒂𝒅 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Kebalikan dari dari akhir yang menyenangkan, paragraf ini berupa peristiwa yang kurang bahkan tidak disukai seperti: kematian; kehilangan; kegagalan dalam mewujudkan harapan, perjuangan dan atau cita-cita tokoh utama. Tujuannya agar pembaca merasa sedih dengan membaca paragraf akhir seperti ini, tentu saja bila si pembaca berada di pihak tokoh tersebut. Meski agak kurang disukai pembaca, tapi akhir yang menyedihkan memberikan kesan yang lebih mendalam terkait pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. 
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖 𝑀𝑒𝑘𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝐾ℎ𝑎𝑙𝑖𝑓𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑟𝑎ℎ yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3MkEWkC.
.
.
𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒈𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 (𝒂𝒇𝒇𝒊𝒓𝒎𝒂𝒕𝒊𝒗𝒆 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Menegaskan kembali pesan yang disampaikan di paragraf pertama dan atau di batang tubuh tulisan. Bisa dengan redaksi kata yang berbeda tetapi bermakna sama sebagai titik tekan pesan. Tujuannya agar pembaca mengingat betul pesan tersebut. 
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝐵𝑒𝑙𝑎 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑖 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑔𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛 (𝐷𝑟. 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑑𝑖𝑛 𝐷𝑎𝑚𝑖𝑛𝑔, 𝑆.𝐻., 𝑀.𝐻., 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑚𝑛𝑎𝑠 𝐻𝐴𝑀 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 2007-2012) yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3CMPsOA.
.
.
𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒍𝒊𝒎𝒂𝒌𝒔 (𝒄𝒍𝒊𝒎𝒂𝒄𝒕𝒊𝒄 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Paragraf terakhir merupakan puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan, dan sebagainya yang berkembang secara berangsur-angsur. Paragraf ini merupakan paragraf yang paling menarik atau paling penting dari keseluruhan rekonstruksi suatu kejadian yang diceritakan. Pembaca juga tidak akan bertanya-tanya mengapa akhir ceritanya seperti itu, karena semua pertanyaan tersebut sudah dijawab di paragraf-paragraf sebelumnya.
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝐶𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎ℎ, 𝐴𝑑𝑎 𝑆𝑎𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎ℎ yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3ClJsuH.
.
.
𝑲𝒆𝒍𝒊𝒎𝒂, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒉𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈 𝒆𝒏𝒅). Tentu saja menggantung di sini bukan berarti ceritanya terpotong, melainkan si penulis sengaja tidak menyimpulkan akhir ceritanya ke salah satu dari empat paragraf penutup di atas ataupun 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 lainnya. Alasannya bisa karena penulis ingin membiarkan pembaca memutuskan sendiri penyelesaiannya atau memang lantaran kejadiannya juga belum bisa diprediksi bakal berujung ke mana.
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝑃𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑎𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝐻𝑖𝑧𝑏𝑢𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑟𝑖𝑟 (𝑆𝑦𝑒𝑘ℎ 𝐻𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑙-𝐽𝑎𝑛𝑎𝑦𝑛𝑖𝑦, 𝐷𝑜𝑠𝑒𝑛 𝑈𝑛𝑖𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑙-𝐴𝑧ℎ𝑎𝑟 𝐾𝑎𝑖𝑟𝑜) yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3RI6n96.
.
.
𝑲𝒆𝒆𝒏𝒂𝒎, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕𝒊 (𝒆𝒏𝒄𝒐𝒖𝒓𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Dari namanya sudah jelas, tujuan dari paragraf terakhir ini untuk menyemangati pembaca. Hal ini dilakukan karena alur cerita sudah semakin landai (sudah antiklimaks), bahkan bila paragraf 𝑒𝑛𝑐𝑜𝑢𝑟𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 dihapus, FN terasa sudah selesai. Namun penulis ingin memberikan kesan terakhir yang penuh semangat di benak pembaca maka dibuatlah paragraf ini. 
.
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡:
Paragraf terakhir dalam FN 𝐷𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝐽𝑖ℎ𝑎𝑑 (𝑊𝑖𝑙𝑙𝑖𝑎𝑚 𝐻𝑒𝑛𝑟𝑦 “𝑆𝑦𝑎𝑖𝑘ℎ𝑢𝑙 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑏𝑑𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ” 𝑄𝑢𝑖𝑙𝑙𝑖𝑎𝑚 [1856-1932], 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖𝑠 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑔𝑔𝑟𝑖𝑠) yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3fJtyCu.
.
.
𝑲𝒆𝒕𝒖𝒋𝒖𝒉, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒂𝒏 (𝒎𝒊𝒙𝒆𝒅 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈). Mencampurkan dua atau beberapa 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔. Tujuannya untuk menyatukan kekuatan masing-masing 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 yang dicampurkan. 

𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡 (campuran ℎ𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 dan 𝑠𝑎𝑑 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔): 
Paragraf terakhir dalam FN 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐻𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐿𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑟𝑢 (𝐺𝑢𝑠 𝑊𝑎ℎ𝑖𝑑, 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑎 𝐿𝑃𝑆 𝐺𝑎𝑟𝑑𝑎 𝑀𝑢𝑑𝑎) yang dapat dibaca pada tautan https://bit.ly/3VdcgOy.
.
.
Bagaimana perasaan Anda setelah membaca semua contoh di atas? Sangat berkesan kan? Masing-masing contoh memberikan kesan yang berbeda. Benar enggak? Tapi kalau Anda merasa biasa-biasa saja, berarti Anda melanggar adab membaca ending. Ayo ngaku? He… he…. Tolong dijawab di kolom komentar ya. 𝐽𝑎𝑧𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑘ℎ𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑎.[]
.
Depok, 14 Rabiul Awal 1444 H | 10 Oktober 2022 M
 .
Joko Prasetyo
Jurnalis
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :