Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa Dr. Ahmad Sastra menilai bahwa sungguh ironis negeri ini karena tidak paham arti mensyukuri kemerdekaan.
“Sungguh-sungguh ironis yang terjadi pada negeri ini, banyak yang belum paham arti mensyukuri kemerdekaan maka dampaknya cara bersyukurnya salah,” ungkapnya kepada Tinta Media, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, cara bersyukur yang salah itu dengan melakukan berbagai bentuk kemungkaran. “Alih-alih bersyukur dengan memperbanyak ibadah dan ketundukan, yang terjadi malah melakukan berbagai bentuk kemungkaran. Banyak acara perlombaan yang justru sangat jauh dari kata bersyukur,” ujarnya.
Ia mengatakan, perlombaan tujuh belasan banyak melanggar aturan Allah. “Seperti berjoget mengumbar aurat dan erotisme, lomba panjat pinang yang merupakan warisan penjajah di mana antar peserta saling menginjak saudaranya lalu ditertawakan, lomba main bola dengan pemain laki-laki berpakaian perempuan. Padahal hal ini diharamkan oleh Allah,” katanya.
Ia mengungkapkan, jika benar mereka (rakyat) mengakui kemerdekaan negeri ini sebagai anugerah dari Allah maka cara mensyukurinya semestinya tidak dengan cara yang menyalahi ajaran Islam.
“Maka semestinya bukan begitu caranya bersyukur. Cara-cara bersyukur yang tidak diajarkan oleh Islam, malah yang digunakan cara bersyukur yang diajarkan oleh penjajah. Bukankah malah mengundang laknat dari Allah,” ungkapnya.
Akibatnya, menurut Ahmad Sastra, kondisi negeri ini tidak kunjung membaik dan dipenuhi keberkahan. “Mengapa meski katanya sudah merdeka tapi negeri ini tak kunjung tambah baik dan penuh keberkahan, sebagaimana dalam Quran Surat Ibrahim ayat ke 7, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,” tuturnya.
Makna Syukur
Ia menjelaskan pengertian syukur dan nikmat yang berasal dari bahasa Arab. “Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata nikmat artinya pemberian, anugerah, enak, lezat. Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya,” jelasnya.
Rasa syukur adalah gambaran kenikmatan dan menampakkannya di permukaan. Menurutnya, Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang pandai bersyukur.
“Ada banyak cara mengucapkan rasa syukur dalam Islam, seperti berdoa, berzikir, dan selalu berpikir positif pada Allah Swt.,” ucapnya.
Ia melanjutkan, menurut istilah syara', syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan oleh Allah yang disertakan dengan ketundukan kepada-Nya.
“Nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada manusia sangat banyak dan bentuknya bermacam-macam. Dan kita mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah,” lanjutnya.
Ia mengakhirinya dengan menjabarkan istilah syukur dari Ibnul Qayyim. “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dalam ajaran Islam adalah istilah sujud syukur, sebuah sikap merendah dan tunduk patuh sebagai refleksi rasa terima kasih tertinggi kepada Allah Sang Pemberi Rejeki,” pungkasnya. [] Ageng Kartika