Sengkarut BBM, Ahmad Khozinudin: Terapkan Sistem Islam, Selesai Masalah  - Tinta Media

Kamis, 01 September 2022

Sengkarut BBM, Ahmad Khozinudin: Terapkan Sistem Islam, Selesai Masalah 


Tinta Media - Menanggapi sikap pemerintah terkait subsidi BBM yang dianggap membebani APBN, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menyarankan untuk menerapkan sistem Islam.

"Berulangkali pusing dengan subsidi BBM tapi enggan menerima solusi Islam. Kalau Islam dijadikan solusi, terapkan melalui sistem khilafah, selesai itu urusan BBM," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (1/9/2022).

Menurutnya, kenapa? Karena Islam menyelesaikan sengkarut BBM itu dari akar masalahnya, bukan cabangnya. "Bagaimana Islam menyelesaikan masalah BBM ini? ujarnya.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana Islam dalam menyelesaikan masalah BBM. "Pertama, dalam Islam filosofi bernegara itu melayani rakyat, bukan berdagang dengan rakyat. Negara hadir untuk meringankan beban rakyat, bukan menambah beban rakyat," jelasnya.

Ia memandang bahwa APBN dibiayai pajak rakyat, tetapi kenapa negara pelit mensubsidi rakyat? Negara malah mau jualan BBM Kepada rakyat? "Ini semua karena negeri ini menerapkan kapitalisme sekuler. Para kapitalis migas yang berbisnis di sektor hilir tidak untung kalau BBM terus disubsidi. Mereka maunya diliberalisasi, agar mereka untung beliung," ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa yang kedua, minyak dan gas itu dalam Islam harta milik umum _al Milkiyatul Ammah_. Tidak boleh diserahkan kepada swasta, asing maupun Aseng, harus negara yang mengelola sebagai wakil rakyat. "Faktanya, migas dan harta tambang yang melimpah di negeri ini semua mayoritasnya dikuasai swasta, asing dan aseng. Andaikan semua sektor milik umum ini dikuasai negara, sudah pasti BBM murah dan bisa digratiskan kepada rakyat," bebernya.

Ia menilai, kalau negeri ini dikelola dengan Islam melalui khilafah, sudah pasti negara dapat memberikan pelayanan BBM murah bahkan gratis kepada rakyat. "Bukan seperti saat ini, dikit-dikit pemerintah mengeluh APBN terbebani dan memindahkan beban itu ke pundak rakyat,"imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa yang ketiga, sistem Islam yang diterapkan khilafah mengharamkan pasar komoditi berjangka _future trading_ yang selama ini dijadikan media transaksi BBM dunia. "Sektor 'judi' inilah yang membuat harga BBM 800% lebih mahal, karena adanya suplay and demand semua di pasar komoditi berjangka," tegasnya.

"Karena masalah inilah, BBM berulangkali dinaikkan dengan dalih kenaikan harga minyak dunia. Meskipun, kalau BBM dunia turun, pemerintah tidak menurutnya harga BBM nasional," paparnya.

Kalau dalam Islam, transaksi BBM nanti wajib antara penjual dan pembeli, dan wajib _yadan bi yadin_ (diserah terimakan). "Bukan seperti pasar komoditi berjangka, yang melewati puluhan bahkan ratusan pialang, dan barang yang ditransaksikan bisa diperjualbelikan ratusan hingga ribuan kali, padahal belum ada serah terima barang (tidak terpenuhi syarat akad Al Bai' dalam Islam, berupa penyerahan barang yang diperjualbelikan)," pungkasnya.[]Ajira
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :