Recharge Mandiri Pengemban Dakwah (bagian 5-habis): Satunya Kata dan Perbuatan - Tinta Media

Senin, 05 September 2022

Recharge Mandiri Pengemban Dakwah (bagian 5-habis): Satunya Kata dan Perbuatan

Tinta Media - Ngomong itu mudah. Kata orang lidah tak bertulang. Bisa lentur berkata kata. Siapapun bisa bicara tapi perbuatan lah yang menjadi buktinya. 

Dakwah itu bukan sekedar memberi tahu. Bukan sekedar mengajak. Bukan sekedar menyebar nasehat dan peringatan. Namun dakwah juga menghendaki perubahan. Bukan sekedar perubahan individu namun juga masyarakat. Dari masyarakat kufur menjadi masyarakat Islam. Masyarakat yang hanya diatur oleh syariat Islam kaffah. 

Karena itu pengemban dakwah mesti jadi contoh. Bahwa apa yang disampaikan bisa juga dilaksanakan. Karena nya pengemban dakwah wajib berupaya sungguh sungguh untuk menyatukan kata dan perbuatan. 

Allah berfirman dalam surat As-Shaff Ayat 2

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"

Jangan sampai kita menyampaikan dakwah kepada manusia namun lupa akan amal diri. Kita harus berupaya maksimal untuk menjadi pengamal ilmu kita. Meski tentu saja tidak akan bisa sempurna. Namun kekurangan itu dimaafkan dalam upaya serius untuk mewujudkan nya. Karena pengemban dakwah itu manusia biasa bukan malaikat juga bukan nabi sehingga tidak maksum. Jika seseorang baru boleh dakwah ketika sudah sempurna mengamalkan Islam pastilah tidak ada seorang pun manusia sekalipun para ulama yang akan sanggup berdakwah. 

Karenanya maka sikap proporsional itu sangat penting. Disatu sisi kita wajib mengemban dakwah. Dan disisi lain kita wajib mentaati Allah dan Rasul-Nya dengan mengamalkan ilmu kita sebaik baiknya. Jangan sampai pinter ngomong saja. Tapi tak boleh juga dengan alasan belum sempurna amalnya kemudian tak mau berdakwah. 

Abai terhadap amal diri akan menjadi penghambat kemenangan dan pertolongan Allah kepada dakwah ini. Karena itu pengemban dakwah wajib menjadi orang pertama yang tertib sholatnya, tertib puasanya, tertib mbayar zakatnya, tertib ibadah lainnya. Yang semangat menambah dengan amal sunnah. Yang tertib muamalahnya baik bisnisnya maupun dalam urusan rumah tangga nya. Yang tertib lisannya dan amal tangan serta kakinya. Pendek kata dia adalah orang yang berjuang untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya meski sebagai manusia biasa tak luput dari kekurangan. 

Ayo Sobat... Cukup yah. Hasbunallahu wani'mal wakil. []

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :