Pesan dan Wasiat Tauhid dalam Al Baqarah 133 - Tinta Media

Senin, 26 September 2022

Pesan dan Wasiat Tauhid dalam Al Baqarah 133

Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur'an Tapin Guru Luthfi mengajak untuk merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah Al Baqarah ayat 133 tentang pesan dan wasiat tauhid yang mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Insyaallah akan sama-sama merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah Al Baqarah ayat 133 dengan tema pesan dan wasiat tauhid mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada anak-anak kita sebelum kematian," tuturnya dalam Kajian Jum'at Bersama Al Qur'an: Pesan dan Wasiat Menjelang Kematian di Kanal YouTube Majelis Baitul Qur'an, Jum'at (16/9/2022).

Ia kemudian membacakan Surah Al Baqarah ayat 133 yang artinya "Adakah kalian hadir ketika Yaqub mendapatkan tanda-tanda kematian, ketika ia bertanya kepada anak-anaknya, 'apa yang akan kalian sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Rabb yang maha esa dan kami hanya tunduk kepadanya," bebernya.

Guru Luthfi menyampaikan bahwa Imam al Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya al Jami lil Ahkamil Qur'an, bahwa firman Allah: "Apakah kalian hadir" itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang menisbatkan kepada Ibrahim, apa yang tidak diwasiatkan kepada anak-anaknya. Padahal mereka menganut Yahudi dan Nasrani

"Allah kemudian membalikkan perkataan dan dusta mereka itu kepada diri mereka sendiri," ucapnya.

Ia melanjutkan bahwa Allah berfirman kepada mereka dengan nada mencela mereka. "Apakah kalian menghadiri Yaqub dan mengetahui apa yang dia wasiatkan kepada putra-putranya, sehingga kalian mengklaim bahwa diri kalian mengetahui," ujarnya.

"Kalian sesungguhnya tidak hadir terhadap Nabi Yaqub akan tetapi kalian hanya mengada-ada," imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa ketika Yaqub kedatangan maut mukadimah atau awal dari kematian. Jadi bukan ada pas kematian itu sendiri. Sebab jika tidak demikian, ketika kematian datang, tidak mungkin Yaqub mengatakan sesuatu. "Makna dari kalimat sepeninggalku adalah sesudah kematianku," tukasnya.

Diceritakan bahwa ketika Yaqub Alaihissalam diperintahkan untuk memilih, sebagaimana nabi yang lain untuk memilih maka Yaqub memilih untuk kematian. Yaqub meminta untuk diberikan penangguhan kepadanya hingga dapat menyampaikan wasiat kepada anak-anak dan keluarganya. 

"Setelah itu, dia mengumpulkan mereka dan mengatakan wasiat itu kepada mereka maka mereka pun mendapatkan petunjuk dan menjawab kami menyembah Tuhan engkau," terangnya.

Dengan ini, lanjutnya, maka mereka telah memperlihatkan konsistensi mereka dalam agama dan pengetahuan mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Ia menambahkan penjelasan Imam as Shobuni bahwa mereka tidak akan menyembah selain Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT, Rabb alam semesta dan Tuhan bapak Yaqub dan Tuhan kakek Yaqub sebelumnya. Dan tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Demikianlah ayat yang mulia ini memberikan ikhtibar sekaligus contoh kepada kita wasiatkan apa yang kalian sembah setelah aku mati, bagaimana tingkat ibadah kalian setelah aku meninggalkan kalian. Perhatikanlah dakwah dan perhatikanlah umat," tegasnya.

"Semoga kita dan anak cucu kita tetap mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tetap dalam keislaman hingga akhir hayat kita. Aamiin," tandasnya.[] Ajira
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :