Tinta Media - Aktivis Muslimah, Iffah Ainur Rahmah menilai penaklukan Konstantinopel yang disaksikan oleh bukit Galata adalah strategi luar biasa yang didasari keyakinan terhadap pertolongan dan janji Allah SWT.
“Apa yang dilakukan oleh kaum muslimin dan disaksikan oleh bukit Galata ini adalah strategi luar biasa yang berbasis keyakinan kepada janji Allah dan pertolongan Allah yang ditetapkan oleh Sultan Muhammad Alfatih,” tuturnya dalam MMC Explore: Bukit Gallata, Fragmen Penting Takluknya Konstantinopel oleh Islam, Kamis (15/9/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Sultan Muhammad Al-Fatih mengatakan, tambahnya, kalau tidak ada ide lain untuk bisa menembus dinding Konstantinopel, maka yang harus kita lakukan adalah melewatinya dengan cara lain, tentu saja kalau tidak bisa laut, dengan karena adanya rantai besar tadi, maka pasukan kaum muslimin harus bisa memutar untuk menghindari laut tadi dan masuk ke wilayah Konstantinopel melalui perairan yang ada di sampingnya.
“Bagaimana caranya kita semua selalu terkagum-kagum dengan sejarah ini. Bagaimana 72 kapal yang membawa pasukan kaum muslimin itu bisa melewati daratan, yakni mereka disemangati oleh jihad fisabilillah dan keinginan yang luar biasa untuk menjadi pasukan terbaik sebagaimana bisarah Rasul SAW,” jelasnya
Ustazah Iffah menyebutkan, pasukan kaum muslimin saat itu menembus daratan sebagaimana mereka mendayung kapal mereka di perairan. Ada yang memberikan tenaganya untuk mengangkat kapal-kapal itu. Ada diantara mereka yang bertugas untuk menyemangati pasukan dengan meneriakkan takbir dengan mengangkat bendera dan mengibarkan bendera. Dan kemudian itu dilakukan sepanjang satu malam.
“Itu tentu saja adalah sebuah kerja yang luar biasa. Bagaimana sapi-sapi jantan membawa kapal-kapal itu didorong oleh pasukan jihad fisabilillah tadi melewati daratan ya. Dengan bermacam-macam cara mereka membuat kapal itu bisa seperti berada air dan di dengan melumuri kapal itu dengan lemak dan membuatnya bisa berjalan di daratan dengan licin dan seterusnya,” bebernya.
Semua itu, menurutnya, tentu saja mustahil dilakukan kecuali oleh mereka
yang punya keimanan yang kokoh. Keyakinan bahwa pertolongan hanya diberikan oleh Allah dan kekuatan yang terbesar yang dimiliki oleh sebuah pasukan perang sesungguhnya adalah kekuatan yang berbasis Aqidah Islam dan kekuatan ruhiyah.
“Sahabat yang dirahmati Allah, dari bukit Galata ini kita menyaksikan satu
fragmen yang sangat penting bagi perubahan sebuah peradaban yang dulunya adalah peradaban dibawah naungan sistem kekufuran Konstantinopel, di bawah Bizantium, kemudian berubah menjadi ke Konstantinopel yang terus ada di bawah naungan Islam dan beralih nama menjadi Istanbul,” paparnya.
Menurutnya, semua itu tidak lain adalah sebuah hasil dari keyakinan Sultan Muhammad Alfatih akan pertolongan Allah SWT. Dan keyakinan yang sama juga ditanamkan pada seluruh pasukan.
Mereka, tandasnya, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan strategi militer yang mampu dibuat manusia. Tapi mereka meyakini bahwa apapun yang ingin dilakukan itu merupakan perintah Allah SWT. atau pasti bisa dilakukan oleh manusia. “Karena manusia akan mendapatkan pertolongan dari Allah Ta'ala,” pungkasnya.[] Wafi