Tinta Media - Khilafah sebagai ajaran Islam merupakan kepastian. Dalil kewajiban khilafah sangatlah kokoh dan banyak. Baik dari al Quran, AS Sunnah maupun Ijma' shahabat ridhwanullah 'alayhim. Tersebar di berbagai kitab ulama lintas mazhab kususnya mazhab yang empat. Dan lintas disiplin ilmu baik fikih, tafsir, aqidah, sirah dll. Karena itu kewajiban khilafah merupakan perkara yang jelas dan gamblang bagi setiap muslim yang belajar Islam.
Mencintai ajaran Islam adalah bukti keimanan. Tidak mungkin mengaku beriman namun membenci ajaran Islam. Karena mencintai ajaran Islam merupakan bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka siapa saja yang mencintai Allah dan Rasul-Nya pastilah mencintai ajaran Islam tanpa terkecuali. Termasuk khilafah.
Dari sinilah sebagian ulama salaf mengatakan:
لهذا لما كَثُرَ الأدعياء طُولبوا بالبرهان ,قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمْ اللَّهُ
Tatkala banyak orang yang mengklaim mencintai Allah, mereka dituntut untuk mendatangkan bukti. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ”Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron: 31)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada ajarannya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits,
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini hasan shohih.).
Dan sunnah Nabi Muhammad SAW dan Sunnah Khulafaur rasyidin termasuk khilafah.Maka mencintai khilafah adalah termasuk bukti mencintai Allah dan Rasul-Nya. Memperjuangkan khilafah adalah bagian dari konsekuensi pengakuan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Karena yang lebih penting bukanlah pengakuan mencintai. Namun yang lebih penting adalah kelayakan untuk dicintai. Seorang ulama mengatakan:
لَيْسَ الشَّأْنُ أَنْ تُحِبَّ وَلَكِن الشَّأْنُ أَنْ تُحَبْ
Yang terpenting bukanlah engkau mencintai-Nya. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa dicintaiNya.
Yang terpenting bukanlah engkau mencintai Nabimu. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa mendapatkan cinta nabimu. Begitu pula, yang terpenting bukanlah engkau mencintai Allah. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa dicintai-Nya.
Wallaahu a'lam. []
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center