Tinta Media - Menanggapi kenaikan harga BBM per Sabtu, 3 September 2022, Pengamat Kebijakan Publik Rizqi Awal menilai ini sebuah kezaliman yang tidak bisa didiamkan.
“Kezaliman ini tak bisa didiamkan begitu saja,” ujarnya kepada Tinta Media, Rabu (7/9/2022).
Menurutnya, rakyat harus melawan atas kenaikan harga BBM ini. “Atau sejatinya kita adalah bagian kezaliman itu dan kita sendirilah yang mengumandangkan kepada Allah SWT untuk diazab bila acuh terhadap urusan ini atau malah mengiyakan keputusan ini!” tegasnya.
Rizqi menyampaikan hadits dari kitab Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, "Sesungguhnya, jika manusia melihat orang zalim, lantas tidak mencegahnya (dalam lafazh lain disebutkan: Jika mereka melihat kemunkaran lantas tidak mengubahnya), maka hampir-hampir Allah menimpakan azab secara menyeluruh kepada mereka".
Ia menjelaskan bahwa Al-Auza'i menyebutkan hadits dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah bersabda, "Apabila dosa itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka ia hanya memudharatkan pelakunya. Namun, kalau dosa itu dilakukan terang-terangan dan tidak diubah, maka ia akan menimbulkan kemudharatan umum," diriwayatkan oleh Ath-thabrani.
Dia juga menyampaikan bahwa Al-Amri, seorang zuhud, mengatakan, "Termasuk kelalaianmu terhadap diri sendiri dan keberpalinganmu dari Allah adalah jika kamu melihat perkara yang menyebabkan Allah murka, tetapi kamu mendiamkannya. Kamu juga tidak bertindak dan tidak juga melarangnya, karena takut kepada orang lain, yang tidak bisa mendatangkan mudharat dan manfaat untuk dirinya".
Rizqi juga menyampaikan sebuah ungkapan Inggris mengatakan “enough for evil to thrive when the good people do nothing,” ucapnya.
Arti dari ungkapan ini kira-kira: “cukuplah kejahatan itu akan merajalela ketika orang-orang baik tidak melakukan apa-apa,” terangnya.
Maka, menurut Rizqi ini berarti siapa pun yang berakal sehat tentu akan berdiri tegak lantang untuk menolak kenaikan harga BBM!
“Mengeluarkan dalil- dalil yang hanya ‘membenarkan’ dan ‘mendiamkan’ kezaliman, dan hanya menyeru untuk meningkatkan iman dan ibadah yang sifatnya pribadi itu adalah sebuah kezaliman,” tamsilnya.
Dia mengungkap sebuah hadits yang menceritakan bahwa suatu ketika Allah memerintahkan malaikat untuk menghacurkan sebuah kota atau kampung (qaryah). Setiba di kampung itu sang malaikat ternyata menemukan ada seorang yang saleh, yang kerjanya hanya beribadah dan berdzikir. Malaikat pun menjadi ragu melakukan perintah Allah itu. Maka dia kembali menyampaikan kepada Allah bahwa ada seorang yang ahli ibadah dan dzikir di kampung itu. Kalau kampung itu dihancurkan maka dia akan ikut jadi korban. Mengejutkan, Allah ternyata berkata kepada sang malaikat itu: “hancurkanlah dulu orang itu. Karena dia sadar akan agama dan Tuhan, tapi tidak peduli dengan berbagai kejahatan dan dosa di kampung itu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga sampaikan hadits populer yang dikenal banyak orang menyatakan: “siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian maka hendaklah diubah dengan tangannya. Jika tidak mampu maka dengan lisannya. Dan Jika masih tidak mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman,” tuturnya.
Menurutnya, diam di hadapan kemungkaran, kezholiman dan kesemena-menaan, itu termasuk di dalamnya mendiamkan kenaikan BBM ini, pertanda jika iman anda sedang mengalami krisis berat. “Bahkan lebih jahat lagi yaitu orang yang diam di hadapan kemungkaran, kejahatan, kezholiman dan kesemena-menaan itu bagaikan syetan yang bisu (syaithoon akhrash),” ucapnya.
“Tapi yang lebih berbahaya lagi adalah ketika diamnya anda ternyata memang bukti jika anda telah menjadi bagian kolaborasi yang terbangun antara anda dan kejahatan itu,” lanjutnya.
Dan menurutnya, telah menjadi maklum bahwa Iblis dan konco-konconya itu cerdas dalam membangun networking dan kolaborasi. “Al-Qur’an menggambarkannya dengan: _ba’dhuhum aulaiyaa ba’dha¬_ (mereka para syetan dan penjahat itu saling berkolaborasi dan saling melindungi di antara mereka). Wa’iyadzy billah!” tandasnya.[] Raras