Tinta Media - Banyak pejabat memiliki kekayaan fantastis dalam sistem kapitalis. Kekayaan negeri yang harusnya dinikmati oleh seluruh rakyat, faktanya hanya dikuasai segelintir orang saja. Kekayaan melimpah yang dimiliki selama menjabat diperoleh dengan cara yang tidak wajar. Jika dilogika, tidaklah mungkin seseorang memiliki kekayaan ratusan milyar hanya dengan gaji saja.
Jumlah kekayaan yang tidak wajar harusnya dipertanyakan dan wajib dijawab secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban seorang pejabat yang memiliki jabatan publik. Ini terkait dengan asal-muasal harta, apakah diperoleh dengan cara halal ataukah dengan menyalahgunakan jabatan. Jika tidak mampu menjawab sumber kejayaan yang tidak wajar tersebut, negara wajib menyita semua kekayaan dari sumber yang tidak wajar.
Jika semua itu bisa dilakukan, negara tidak perlu lagi berh
utang. Dari satu orang pejabat saja bisa terkumpul jumlah kekayaan fantastis, apalagi jika ratusan pejabat yang memiliki kekayaan tidak wajar.
Hal itu pernah dilakukan oleh Umar pada saat beliau diangkat menjadi khalifah. Belum lama menjabat, Umar menginspeksi kekayaan pejabat negara dan menyita harta yang didapat bukan dari gaji yang semestinya. Harta sitaan dikumpulkan di Baitul Mal untuk digunakan bagi kepentingan rakyat. (https://m-republika-co-id.)
Jika kita menginginkan hal tersebut terjadi di negeri ini, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang tegas, cerdas, dan punya integritas yang berpihak pada rakyat, bukan oligarki, agar negeri ini bisa keluar dari berbagai masalah ekonomi yang membelit.
Negeri yang kita cintai ini bisa keluar dari jeratan utang riba jika para pejabat amanah, tidak korup, tidak menggarong uang rakyat.
Namun, semua itu mustahil bisa diwujudkan jika kita masih menerapkan sistem kapitalis sekuler. Sekularisme adalah biang masalah, yang menghalangi adanya solusi tuntas untuk semua masalah. Seperti yang terjadi saat ini, dosa besar seperti riba dihalalkan, bahkan menjadi pilar perekonomian negara. Sebaliknya, kewajiban menutup aurat dihalang-halangi, bahkan dianggap pemaksaan yang melanggar HAM. Virus sekularisme ingin menghilangkan agama dari kehidupan umat.
Kapitalisme menciptakan pejabat yang korup dan pemimpin yang rakus dan serakah. Manusia bersikap kerdil dan kering dari nilai-nilai agama sehingga membawa kerusakan di muka bumi.
Sistem kapitalis hanya ingin melanggengkan kekuasaan, agar bisa membangun dinasti yang terus bisa berkuasa, meskipun harus mengorbankan rakyat yang dipimpinnya.
Kapitalisme telah mendorong banyak pejabat memperkaya diri sendiri. Jabatan dianggap kesempatan untuk korupsi dan membangun kerajaan dengan bisnis haram, tanpa bisa terjerat hukum. Mereka merasa paham, banyak celah hukum dalam sistem demokrasi yang bisa dimainkan oleh pemegang kekuasaan. Akan tetapi, mereka lupa bahwa ada yang lebih berkuasa. Dialah Tuhan Yang Mahakuasa, yang bisa begitu mudahnya mencabut kekekuasan dari siapa saja yang Dia kehendaki dan menggunakan siapa saja yang Dia kehendaki.
Kasus Ferdi Sambo harusnya menjadi pelajaran bagi kita dan berpikir ulang, untuk apa jabatan tinggi dan harta melimpah jika harus berakhir dengan kehinaan, hidup sengsara di dunia dalam kesesatan yang nyata. Itu baru azab pedih yang diterima di dunia, belum azab di akhirat yang tentunya lebih berat. Sementara, hukuman yang menimpa di dunia tidak bisa menghapus azab berat yang akan diterima kelak nanti di akhirat nanti.
Sangat rugi, karena milyaran kekayaan tidak bisa dinikmati, hanya disimpan dan menjadi kebanggaan. Mereka menyimpan kebusukan, sehingga tidak bisa berjalan pada jalan yang lurus sesuai dengan tujuan hidup yang benar. Mereka hidup resah dan gelisah karena telah menyimpan kebusukan dan dosa besar dari bisnis haram.
Meskipun jabatan tinggi sudah diraih, dan limpahan kekayaan bisa memenuhi keinginan hati, kebahagiaan hakiki tidak bisa dirasakan karena sudah menyimpang dari tujuan hidup yang benar. Orang seperti itu akan berakhir dengan kehinaan karena menolak diatur dengan syariat Allah.
Menghilangkan Tuhan dari hati, akan membuat seseorang jauh dari cahaya dan petunjuk-Nya. Segala cara dilakukan untuk meraih apa yang diinginkan, meskipun haram. Seorang pejabat tidak hanya melakukan kesalahan sendiri, bahkan tidak disadari mendorong yang lain melakukan kesalahan yang sama. Tidak disadari bahwa dia sudah menciptakan jejak-jejak keburukan yang diikuti oleh orang lain. Ini adalah ujian berat bagi pejabat dalam sistem kapitalisme, kerena mereka tidak hanya menanggung dosa atas kesalahannya, tetapi juga membuat orang lain terjerat dalam kesalahan tersebut.
Memang sulit, menumbuhkan kebaikan dalam sistem sekuler, seperti halnya tanaman yang sulit untuk tumbuh dalam tanah tandus.
Dari sini jelas, berbagai masalah sulit diatasi karena kita menolak penerapan aturan dari al-Khalik.
Kita berharap pintu berkah langit dan bumi terbuka lebar untuk penduduk suatu negeri yang beriman dan bertakwa, tetapi tidak menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan nyata.
Karena itu, kita harus kembali pada sistem yang sempurna dan paripurna tersebut, agar bibit kebaikan yang tersebar bisa tumbuh subur, keburukan dan kejahatan akan terkikis habis. Ini karena hukum yang diberlakukan sangat tegas dan keras sehingga memberi efek jera bagi pelaku kejahatan. Hukum juga menjadi penghapus dosa bagi mereka yang bertaubat dan menyadari kesalahan.
Sungguh sistem Islam akan membangun kehidupan ideal yang membawa keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang.
Sistem Islam akan melahirkan pemimpin yang beriman dan bertakwa, yang terjaga dari keinginan untuk menyalahgunakan jabatan demi memperkaya diri sendiri. Mereka peduli dan ikhlas mengurusi urusan rakyat. Itulah hakekat politik dalam sistem Islam. Sementara, rakyat peduli dengan ikut mengoreksi pemimpin yang melanggar aturan dan menyimpang dari jalan yang lurus. Inilah bukti cinta mereka pada pemimpin.
Tidakkah kita yakin bahwa Islam diturunkan oleh Pencipta manusia untuk memperbaiki kondisi yang rusak? Allah Swt. Mahasempurna dan Maha Mengetahui aturan terbaik bagi manusia, yang menjadi solusi fundamental untuk seluruh masalah kehidupan. Impitan utang akan segera terselesaikan jika kita mau kembali pada aturan yang benar. Kezaliman dan kemaksiatan tidak lagi punya tempat dan akan hancur karena para pejabat dan penduduknya amanah, beriman, dan bertakwa. Pertolongan Allah akan segera datang dan kita sambut kemenangan serta kejayaan Islam dengan bacaan tasbih dan tahmid untuk mensucikan dan memuji nama-Nya. Sungguh kehidupan islami adalah gambaran kehidupan ideal bagi seluruh umat manusia.
Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media