“Yang menjadi persoalan serius di medsos itu menyangkut validitasnya. Kadang kita susah membedakan antara berita valid atau tidak,” tuturnya di acara Bincang Perubahan: Medsos untuk Menyebarkan Kebenaran Akan Mendapatkan Kebaikan, Kamis (22/9/2022) melalui kanal Youtube Bincang Perubahan.
Hersubeno memberikan alasan, orang cenderung hanya mempercayai berita-berita yang ingin didengar. Setiap kali dia dapat berita yang menurut dia cocok dengan apa yang dia fikirkan, dia sebar dengan cepat, tanpa melakukan verifikasi dulu. “Ini berbahaya,” cetusnya.
“Sebagai wartawan harusnya selalu bersikap skeptis dulu setiap kali mendapat berita sampai melakukan verifikasi. Setelah dapat sumber yang valid baru meyakini itu sebagai sebuah berita,” ungkapnya.
Menurut Hersubeno media mainstream (arus utama) saat ini bukan media konvensional tapi media sosial. “Kelebihan medsos ini tidak bisa didekte oleh media konvensional yang dimiliki oleh pemilik modal besar yang berafiliasi dengan kekuasaan,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan beberapa hal elementer yang mesti diperhatikan saat menshare berita. Pertama, beritanya salah, ini kesalahan fatal. Kedua, beritanya bener tapi sudah tidak sesuai dengan realitas, ini tidak boleh juga. Ketiga, berita lama untuk hal baru, ini juga salah. “Makanya kalau di media itu penting menerapkan kaidah 5W 1H,” tandasnya.
Yang paling penting sekarang ini, menurutnya adalah literasi. Jangan sampai menggunakan smartphone tapi penggunanya stupid. Ini berbahaya. Teknologi itu menjadi berbahaya ketika di tangan orang yang stupid.
“Pilih channel yang kredibel, sehingga mengurangi limbah, dan teknologi bisa kita gunakan sebesar-besar manfaat,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
