Tinta Media - Hari libur adalah hari bercengkrama dengan keluarga, melepaskan penat dan sementara bisa melupakan beban dan tekanan hidup. Hari libur adalah hari bahagia, karena segala beban kerja dan rutinitas yang menguras energi, bisa sementara dilepaskan.
Namun rupanya, rezim Jokowi tak ridlo rakyatnya bahagia, meski hanya dihari libur Sabtu dan Minggu. Hari ini, hari libur bahagia mendadak menjadi sesak dan penuh tekanan, saat Jokowi mengumumkan menaikan harga BBM.
Kalau biasanya mengumumkan di waktu malam, sehingga pergantian tanggal efektif diberlakukan kezaliman, sekarang modusnya memanfaatkan hari libur. Dan tidak menunggu berganti hari dan tanggal, sesaat dan hanya butuh waktu satu jam saja kenaikan itu efektif diberlakukan.
Harga Pertalite dinaikan dari Rp7.650 jadi Rp 10.000 per liter. Solar dari Rp5.150 pe liter naik jadi Rp6.800 per liter. Untuk Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Konferensi Pers Presiden dan Menteri Terkait, di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022). Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, kenaikan ini efektif berlaku 1 jam sejak diumumkan, pada pukul 14.30 WIB, hari ini (3/9).
Luar biasa ! kalau untuk menzalimi rakyat, terobosan cara yang ditempuh untuk diumumkan kenaikan BBM kreatif. Dulu modusnya menunggu rakyat terlelap, sekarang mengambil momentum libur.
Wahai rakyat Indonesia, betapa malang nasibmu mendapatkan pemimpin seperti ini. Yang tidak berempati pada duka dan kesulitan hidupmu. Yang begitu gagah mengumumkan pemberlakuan kezaliman atasmu.
Pemimpin yang siap hadir di depan untuk berbuat zalim kepadamu. Pemimpin, yang terbiasa bohong untuk membela oligarki dan memindahkan beban oligarki kepada pundak rakyat.
Kenapa bukan Proyek Kereta cepat yang dibatalkan? Kenapa bukan proyek IKN yang dibatalkan? Jawabnya, karena itu proyek oligarki. Pemimpinmu tak berani melawan oligarki.
Lalu, kenapa tetap nekat menaikan BBM meskipun sudah banyak protes? karena pemimpinmu tidak peduli padamu. Kalian rakyat telah direndahkan, demo paling hanya seuprit dan dapat dikendalikan seperti demo-demo sebelumnya.
Terserah kalian wahai rakyat, saat ini bukan lagi soal benar atau salah. Karena seluruh data dan argumentasi diabaikan. Seluruh penderitaan kalian telah dikesampingkan.
Sekarang ini hanya perlu pembuktian siapa yang lebih Ksatria. Mereka yang berbuat zalim, atau rakyat yang berada pada posisi ditindas dan dimarginalkan. [].
Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
https://heylink.me/AK_Channel/