Tinta Media - Sobat. Hati selalu dalam keadaan bertarung antara lintasan nafsu dan lintasan takwa. Jika lintasan takwa bisa mengalahkan nafsu, berarti kau telah mendapatkan karunia dan anugerah Allah SWT. Namun jika kecenderungan mengikuti hawa nafsu terdapat dalam hati yang pada gilirannya akan menjerumuskan si pemilik hati ke dalam dosa.
Rasulullah SAW bersabda, “Hati manusia lebih bergolak daripada kuali yang sedang mendidih di atas api.” ( HR. Ahmad dan Al-Hakim).
Sobat. Hati yang rusak adalah hati yang dipenuhi sifat munafik, amarah, kesat, lalai, dengki. Semua penyakit hati itu disebabkan oleh rasa cinta kepada dunia ( Hubbuddunya). Sementara hati yang bagus adalah yang dipenuhi iman,tenang, takwa, kasih sayang, rahmat, lapang, dan takut kepada Allah. Rusak dan bagusnya hati kita bersesuaian dengan kadar keimanan kita.
Sobat. Hati yang bertakwa yaitu menyadari pengawasan Allah dalam setiap urusan dan mengagungkan semua syiar-Nya. Hati yang suci yaitu hati yang bersih dari segala keburukan dan noda syahwat. Bahkan Hawa nafsunya mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW dari Allah. Hati yang kembali, yaitu kembali kepada Allah seraya menyadari kelalaiannya sekaligus bertaubat darinya.
Oleh Karena itu setiap mukmin dianjurkan berdoa sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ
“Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".( QS. Ali Imran (3) : 8 ).
Sobat. Sikap orang yang ilmu pengetahuannya telah mendalam, mereka selalu berdoa dan berserah diri kepada Allah swt, bila mereka tidak sanggup lagi memikirkan ayat-ayat Allah. Mereka berdoa kepada Allah agar selalu dipelihara, dipimpin, diberi petunjuk, dan jangan sampai mereka tergelincir ke jalan yang sesat setelah mereka mendapat petunjuk. Dari doa mereka dipahami bahwa yang mereka mohonkan itu bukanlah semata-mata keselamatan dan kebahagiaan duniawi, tetapi juga mereka memohon kebahagiaan dan keselamatan di akhirat.
Sobat. Pengabdian kepada Allah menuntut sikap syukur terhadap semua nikmat dan bersabar menghadap ridha-Nya ketika menghadapi musibah. Amal kebaikan akan melahirkan cahaya dalam hati, kekuatan pada tubuh, sinar pada wajah, kelapangan rezeki, serta kecintaan di hati makhluk. Sebaliknya, amal keburukan melahirkan kegelapan dalam hati, kelam pada wajah, kelemahan badan, merasa kekurangan dalam urusan rezeki, serta kebencian di hati makhluk.
Sobat. Ada empat hal yang dapat membantumu membeningkan hati demikian kata Ibnu Athaillah : Pertama. Banyak berdzikir. Kedua. Banyak Diam. Ketiga banyak khalwat ( menyendiri ). Keempat. Mengurangi Makan dan Minum ( Banyak berpuasa ).
Sobat. Hati yang senantiasa berdzikir merasakan keagungan Tuhan serta takut kepada—ya akan mendorong kita untuk berusaha meraih ridha-Nya dengan cara menaati dan mengikuti perintah-Nya. Selain itu, dzikir dapat membersihkan hati dari noda dan maksiat. Hati harus menjadi sumber dzikir untuk lisan dan anggota tubuh lainnya.
Allah SWT berfirman :
ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( QS. Ali Imran (3) : 191 ).
Sobat. Salah satu ciri khas bagi orang berakal yang merupakan sifat khusus manusia dan kelengkapan ini dinilai sebagai makhluk yang memiliki keunggulan dibanding makhluk lain, yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah, ia selalu menggambarkan kebesaran Allah, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik pada waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah.
Sobat. Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam, sesuai dengan sabda Nabi saw, "Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah, dan jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat-Nya.
Sobat. Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat. Mahasuci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan-bukan yang ditujukan kepada Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-orang yang tidak beriman.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang, sungguh merupakan fenomena yang sangat kompleks, yang terus menerus menjadi obyek penelitian umat manusia, sejak awal lahirnya peradaban manusia.
Dalam beberapa surah, antara lain Surah al-Araf/7 ayat 54, disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi berlangsung dalam waktu enam masa (lihat pula Telaah Ilmiah Surah al-Araf/7:54).
Sobat. Begitu kompleksnya penciptaan langit dan bumi yang berlangsung dalam enam masa telah dijelaskan oleh Dr.Achmad Marconi (lihat: Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur'an dan Sains Modern, Pustaka Jaya, 2003) sebagai berikut: Kata ayyam adalah bentuk jamak dari yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan keadaan terangnya siang, ditafsirkan sebagai 'masa. Sedang bentuk jamaknya: ayyam, dapat berarti 'beberapa hari dan bahkan dapat berarti 'waktu yang lama. Dilihat dari penggunaan kata ayyam pada ayat di atas menunjukkan sifat relatif waktu dengan memperbandingkan waktu manusia dengan waktu yang berlaku bagi gerak energi-materi alam semesta. Oleh Abdullah Yusuf Ali, (The Holy Qur'an, Text, Translation and Commentary,1934), kata yaum (bentuk tunggal dari ayyam) disetarakan dengan kata dalam bahasa Inggris age atau aeon. Oleh Abdus Suud, ahli tafsir abad ke-16, kata yaum disetarakan dengan pengertian "peristiwa" atau naubat. Lebih tepat bila kata yaum diterjemahkan sebagai "tahap" atau periode atau masa. Dengan demikian kalimat fi sittati ayyam dalam ayat-54 Surah al-Araf/7 di atas, tepat untuk diterjemahkan sebagai 'dalam enam masa.
Marconi (2003) menjelaskan keenam masa tersebut adalah: Masa Pertama, Sejak 'Dentuman Besar (Big Bang) dari Singularity, sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce), ruang-waktu mulai memisah. Namun Kontinuum Ruang-Waktu yang lahir masih berujud samar-samar, di mana energi-materi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya. Masa Kedua, massa terbentuknya inflasi Jagad Raya, namun Jagad Raya ini masih belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Gaya Nuklir-Kuat memisahkan diri dari Gaya Elektro-Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi fundamental: quarks, antiquarks, dsb. Jagad Raya mulai mengembang. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Gaya Nuklir-Lemah mulai terpisah dari Gaya Elektromagnetik. Inti-inti atom seperti proton, netron, dan meson tersusun dari quark-quark ini. Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom (Nucleosyntheses). Ruang, waktu serta materi dan energi, mulai terlihat terpisah. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk, namun masih dalam keadaan bebas, belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom yang stabil. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan Jagad Raya, terus mengembang dan mulai nampak transparan. Masa Keenam, Jagad raya terus mengembang, atom-atom mulai membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, makro-molekul, kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya-tata surya, dan planet-planet.
Demikian pula silih bergantinya malam dan siang, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan 'rotasi bumi (yaitu bumi berputar pada sumbunya), seraya 'mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Jadi silih bergantinya malam dan siang terjadi karena adanya gerakan rotasi bumi yang berkitar mengelilingi sebuah bintang, yaitu matahari. Karena gerakannya miring, gerakan perkitaran bumi mengelilingi matahari juga memberikan dampak musim yang berbeda-beda, tergantung dari posisi tempat di bumi terhadap matahari. Selain itu rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari, distabilkan oleh bulan yang berputar mengelilingi bumi, dalam istilah astronomi, bulan memberikan rotational dynamic stability pada rotasi bumi yang berkitar mengelilingi matahari. Planet-planet lain yang juga mengelilingi matahari, memberikan pula rotational dinamic stability kepada perkitaran bumi terhadap matahari, Subhanallah! Terbukti bahwa eksistensi bulan sangat diperlukan agar precession (perkitaran) bumi pada sumbunya stabil. Bulan memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 10-100 tahun, sedang Venus dan Mars memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 100-500 tahun.
Sedang planet Jupiter dan Saturnus, juga ikut memberikan rotational dynamic stability terhadap bumi kita ini, selain juga bertindak sebagai shield (perisai) bagi bumi terhadap hamburan meteor yang akan membentur bumi (komunikasi personal dengan Prof. Dr. Ir. Said D. Jenie, pakar Mekanika Benda Langit ITB)(lihat juga Telaah Ilmiah Surah al-Anam, ayat 96).
Jelaslah, begitu kompleksnya fenomena ciptaan Allah swt. tentang 'Penciptaan Langit dan Bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ini. Hanya para ilmuwan dan filosof yang sangat ulung dan tekun serta tawadhu, yang akan mampu menyingkap rahasia alam ini. Merekalah yang disebut sebagai Ulil Albab pada ayat di atas. Penciptaan Langit dan Bumi sangat kompleks, dan baru 'sedikit yang diketahui manusia tentang itu. Silih bergantinya malam pun juga sangat kompleks. Dalam era modern ini, ilmu pengetahuan telah mampu menyingkap bahwa bulan, planet Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, semuanya memberikan pengaruh berupa rotational dynamic stability pada rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari itu. Mereka inilah (para ulil albab) yang sampai kepada kesimpulan: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".
Sobat. Kosongkan hatimu dari segala sesuatu selain Dia, baik itu berupa segala sesuatu yang menggiurkan, syahwat, harta, dan kedudukan. Jika hatimu telah kosong, pasti rahmat, taufik, dan bantuan Allah akan menjaga dan memeliharamu setiap waktu.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur