Iwan Januar: Kenaikan BBM Pukul Daya Beli Masyarakat - Tinta Media

Sabtu, 10 September 2022

Iwan Januar: Kenaikan BBM Pukul Daya Beli Masyarakat

Tinta Media - Menanggapi kenaikan harga BBM, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menganggap, kejadian ini akan memukul daya beli masyarakat, terutama para pekerja.

"Sudah pasti bahwa kenaikan harga atau tarif BBM ini kan memukul daya beli masyarakat, terutama para pekerja ya. Karena dengan gaji sudah tidak naik tiga tahun, pendapatan seperti itu saja, sementara satu, dari sisi alokasi anggaran untuk membeli BBM kan akan bertambah. Ini akan mengurangi juga yang namanya, alokasi anggaran untuk biaya yang lain. Dengan begitu, maka pekerjanya akan semakin terpukul," terangnya dalam kabar petang: Buruh Digeprek Kenaikan Selasa (06/09/2022) di kanal YouTube Khilafah News.

Ia melihat bahwa pemerintah berfikir jika kenaikan BBM ini hanya seputar transaksi, antara konsumen masyarakat dengan SPBU. "Padahal sebenarnya pemerintah tahu kalau kenaikan BBM ini akan menjadikan dan memicu kenaikan semua barang-barang yang ada di tengah-tengah masyarakat, kebutuhan pokok, dan sebagainya, termasuk juga akan ada kemungkinan listrik pun akan naik tarifnya," jelasnya.

Maka dari itu, sambungnya, pendapatan masyarakat otomatis semakin tertekan. "Dengan uang yang ada, apa yang bisa dibeli dan dipenuhi oleh mereka pun akan semakin berkurang. Sehingga jumlah masyarakat tidak mampu akan meningkat," ungkapnya. 

Kemudian, menurutnya, kenaikan BBM ini dengan jelas harus ditolak. "Pertama, kalau melihat bahwa pemerintah selalu beralasan APBN selama ini selalu salah sasaran. Hal itu banyak orang-orang yang mampu, terutama perusahaan misalnya yang mereka menikmati subsidi BBM," tuturnya.

Menurutnya, jika persoalannya di sana, maka seharusnya yang diubah adalah mekanismenya, bukan memukul rata semua masyarakat terkena dampak kenaikan harga BBM. "Jadi jangan hanya gara-gara kemudian salah sasaran, tapi semua rakyat memikul dari beban kenaikan BBM. Inikan tidak fair," tegas Iwan. 

Alasan yang kedua, paparnya, bahwasanya harus dilihat bahwa sumberdaya alam ini adalah milik masyarakat. "Di dalam pandangan Islam, jelas bahwa dikatakan manusia itu berserikat di dalam tiga hal. Berserikat di dalam api. Api ini adalah energi," bebernya.

Sudah seharusnya, ia menerangkan, sumber daya alam dikelola dan hasilnya diberikan kepada masyarakat. "Nah, oleh karenanya, dengan adanya kenaikan BBM ini, satu itu akan memukul rata dampak kenaikan BBM pada semua golongan. Dan yang kedua ini juga merampas yang merupakan hak milik masyarakat. Yang seharusnya mereka ini mendapatkan bagian dari kepemilikan umum, dari sumber daya alam, menurut syariat Islam. Maka kemudian mereka tidak mendapatkan atau dikurangi apa yang menjadi hak mereka seperti itu," paparnya.

Dan yang ketiga, ia melanjutkan, kenaikan BBM tidak disusul dengan penjaminan kehidupan yang layak. Sementara sebelum kenaikan BBM, harga-harga bahan pokok, tarif angkutan umum, dan sebagainya sudah mulai naik. Apalagi setelah BBM mengalami kenaikan. "Nah ini otomatis akan memukul daya beli masyarakat. Sementara sampai hari ini baru kemudian akan mengeluarkan program dampak bantuan sosial," ungkapnya.

Tapi menurutnya, anggaran yang diturunkan tidak sebanding dengan yang dirasakan oleh masyarakat. "Jadi sekurang-kurangnya dengan tiga alasan ini, kita pun harus menolak kenaikan BBM" pungkasnya.[] Wafi 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :