Hubungan Penuh Turki-Israel, FIWS: Tak Lepas dari Kondisi Politik Ekonomi Rezim Erdogan - Tinta Media

Minggu, 04 September 2022

Hubungan Penuh Turki-Israel, FIWS: Tak Lepas dari Kondisi Politik Ekonomi Rezim Erdogan

Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustaz Farid Wadjdi mengatakan, terjalinnya kembali hubungan penuh antara Turki dengan penjajah Yahudi tak bisa dilepaskan dari kondisi politik dan ekonomi rezim Erdogan saat ini.

“Jadi, kalau kita lihat, faktor-faktor yang mungkin membuat rezim Erdogan melakukan perubahan-perubahan dalam kebijakan politik luar negerinya belakangan ini, termasuk menjalin kembali hubungan penuh dengan penjajah Yahudi, tidak bisa dilepaskan dari kondisi politik dan ekonomi yang dihadapi oleh Erdogan sekarang di Turki,” tuturnya dalam Rubrik Menjadi Politisi Muslim : “Kembalinya Hubungan Penuh Turki-Israel, Ada Apa?” di kanal Youtube Peradaban Islam ID, Senin (29/8/2022).

Menurutnya, kondisi politik di Ankara, Turki saat ini berada pada posisi dimana dukungan masyarakat terhadap Erdogan menurun. Kondisi ini, imbuhnya, sangat mengkhawatirkan mengingat, tak lama lagi akan diadakan pemilu. “Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap dukungan terhadap rezim Erdogan,” ungkapnya.

Ustaz Farid menjelaskan, penyebab menurunnya dukungan rakyat Turki terhadap Erdogan tak bisa lepas dari kondisi ekonomi Turki yang sementara mengalami goncangan. Ia menambahkan, kondisi nilai mata uang Turki, Lira terus menurun. Begitu pula dengan pendapatan negara dari sektor pariwitasa yang juga menurun sebagai dampak pandemi Covid-19 yang dialami dunia.

“Kita tahu, salah satu andalan utama pemasukan ekonomi Turki adalah pariwisata. Sementara ketika pandemi kemarin terjadi kemerosotan. Hal ini kemudian menimbulkan inflasi yang cukup tinggi serta memburuknya kondisi ekonomi,” imbuhnya.

Selain itu, menurut Ustaz Farid, hubungan penuh Turki-Israel juga tidak bisa lepas dari harapan rezim Erdogan untuk mendapat dukungan Amerika Serikat. 

“Hampir semua penguasa-penguasa negeri Islam itu, sepertinya selalu berharap restu dari Amerika. Karena ini akan sangat menentukan stabilitas kekuasaan mereka. Hal ini juga yang tampaknya diperhatikan oleh Erdogan,” tegasnya. 

Sementara itu, menurutnya, kebijakan Amerika selama ini selalu mendorong negara regional di Timur Tengah maupun di luar Timur Tengah untuk mengakui entitas penjajah Yahudi. “Jadi, ini menjadi tuntutan Amerika juga terhadap Turki untuk secara penuh kembali menjalin hubungan normal dengan entitas penjajah Yahudi ini,” katanya.

Ditambah lagi, menurutnya, upaya Erdogan yang tampak ingin menjadi pemimpin di dunia Islam mengalami tantangan cukup berat. Awalnya, Erdogan berharap Arab Spring dan krisis Suriah menjadi harapan bagi rezim Erdogan memimpin dunia Islam. Namun, kondisi politik di Timur Tengah telah berubah. Lanjutnya, alih-alih memimpin dunia Islam, justru terjadi gesekan antara rezim Erdogan dengan sejumlah negara di Timur Tengah.
 
“Posisinya karena berseberangan dengan Saudi Arabia, berseberangan dengan UEA, begitu juga dengan Mesir, Negara-negara yang cukup signifikan pengaruhnya di Timur Tengah, menjadikan posisi Erdogan sulit. Hal ini cukup mempengaruhi ekonomi Turki ,” pungkasnya.[] Ikhty
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :