Tinta Media - Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center mengingatkan kepada pengemban dakwah bahwa dakwah itu bukan sekedar mengajak, menyebar nasehat dan peringatan.
"Dakwah itu bukan sekedar memberi tahu, bukan sekedar mengajak, bukan sekedar menyebar nasehat dan peringatan. Namun dakwah juga menghendaki perubahan," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, dakwah itu bukan sekedar perubahan individu namun juga masyarakat. "Dari masyarakat kufur menjadi masyarakat Islam. Masyarakat yang hanya diatur oleh syariat Islam kafah," tegasnya.
“Karena itu pengemban dakwah mesti jadi contoh. Bahwa apa yang disampaikan bisa juga dilaksanakan. Karenanya pengemban dakwah wajib berupaya sungguh sungguh untuk menyatukan kata dan perbuatan,” tandasnya.
Ia lalu membacakan Al-Qur'an surat As-Shaff Ayat 2 sebagai sandaran pendapatnya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"
“Ngomong itu mudah. Kata orang lidah tak bertulang, bisa lentur berkata kata. Siapa pun bisa bicara tapi perbuatan lah yang menjadi buktinya,” tambahnya.
Lupa Amal Diri
Abu Zaid berpesan, jangan sampai pengemban dakwah dalam menyampaikan dakwah kepada manusia namun lupa akan amal diri. "Kita harus berupaya maksimal untuk menjadi pengamal ilmu kita, meski tentu saja tidak akan bisa sempurna," ujarnya.
“Namun kekurangan itu dimaafkan dalam upaya serius untuk mewujudkannya, karena pengemban dakwah itu manusia biasa bukan malaikat juga bukan nabi sehingga tidak maksum. Jika seseorang baru boleh dakwah ketika sudah sempurna mengamalkan Islam pastilah tidak ada seorang pun manusia sekali pun para ulama yang akan sanggup berdakwah,” urainya.
Karenanya, lanjut Abu Zaid, maka sikap proporsional itu sangat penting. Di satu sisi kita wajib mengemban dakwah. Dan di sisi lain kita wajib mentaati Allah dan Rasul-Nya dengan mengamalkan ilmu kita sebaik baiknya.
“Jangan sampai pinter ngomong saja. Tapi tak boleh juga dengan alasan belum sempurna amalnya kemudian tak mau berdakwah,” pesannya.
Abu Zaid menegaskan, abai terhadap amal diri akan menjadi penghambat kemenangan dan pertolongan Allah kepada dakwah ini. Karena itu pengemban dakwah wajib menjadi orang pertama yang tertib solatnya, tertib puasanya, tertib membayar zakatnya, tertib ibadah lainnya. Yang semangat menambah dengan amal sunnah. Yang tertib muamalahnya baik bisnisnya maupun dalam urusan rumah tangganya. Yang tertib lisannya dan amal tangan serta kakinya.
“Pendek kata dia adalah orang yang berjuang untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya meski sebagai manusia biasa tak luput dari kekurangan,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun