Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menyebut setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan untuk melawan dominasi Amerika.
“Pertama, terkait dengan mata uang dan yang kedua terkait dengan fungsi uang ,” ungkapnya di acara Fokus UIY Official: AS Resesi, Dunia Berubah, Ahad (7/8/2022) melalui kanal Youtube UIY Official.
UIY mengatakan, ini hari uang itu tidak hanya digunakan sebagai alat tukar, tapi dijadikan juga sebagai komoditas.
“Komoditas yang paling nyata adalah dengan pembungaan. Setiap transaksi simpan pinjam itu selalu di situ ada interest. Interest itulah yang kemudian menjadi nafas industri keuangan mereka,” jelasnya.
Jadi lanjutnya, pertama, harus ada keputusan untuk menghentikan semua pengkomoditasan uang. “Saya kira dunia harus memikirkan bagaimana caranya uang itu dikelola tanpa melibatkan lagi unsur-unsur bunga, interest atau semacam itu,” tandasnya.
Kedua, soal mata uang. UIY menyebut ada dua soal mata uang, pertama mata uang kertas dan kedua pemakaian dolar.
“Mata uang kertas itu sendiri sudah masalah karena uang itu dia kertas , menjadi uang oleh karena ada keputusan politik yang mengatakan bahwa ini barang berharga yang sebenarnya nilai intrinsiknya itu hanya Katakanlah, berapa sen mungkin 100 sen kurang kalau untuk dollar, itu bisa bernilai 100 dolar. Disitu ada masalah!,” tegasnya seraya mengatakan sudah begitu, dunia menggunakan dolar lagi.
Jadi, lanjutnya, kalau ingin menyelesaikan masalah secara fundamental, maka kembali kepada mata uang yang riil yaitu mata uang yang memang punya nilai intrinsik, bukan berdasar legal tender. Bisa menggunakan dinar dan dirham atau mata uang emas dan perak.
“Kita harus kembali lagi kepada dua tadi, yaitu fungsi mata uang dan yang kedua mata uangnya sendiri, jenis mata uang. Stop mata uang kertas, stop mata uang dolar. Jika itu bisa dilakukan kapitalisme selesai, selesai Amerika,” tandasnya.
Membangun Peradaban
UIY menegaskan, kalau mengikuti rumus yang diberikan oleh Al-Qur'an, kewajiban umat Islam itu mendatangkan yang haq, baru kemudian yang batil itu akan runtuh. “Ketika yang haq itu tidak ada kemudian yang batil itu runtuh, dia akan digantikan oleh kebatilan yang lain,” ujarnya dengan memberikan contoh ketika komunisme runtuh muncul kapitalisme, bukan Islam.
“Tugas utama umat Islam membangun agenda sendiri, membangun peradaban sendiri, membangun kekuatan politik sendiri, membangun institusi politik sendiri, yang dengan kekuatan itu semua, tegak peradaban Islam,” tegas UIY meyakinkan.
"Amerika tahu hal ini, karena itulah mereka mewaspadai setiap potensi pertumbuhan kesadaran apalagi kesadaran politik global. Itu mereka hantam sebelum membesar,” tegasnya.
Ia lalu mencontohkan, pidato George Bush yang memberi warning kepada dunia tentang bakal tegaknya Khilafah. “NIC (Dewan Intelejen Amerika) juga begitu, bahkan Toni Blair juga mengatakan serupa,” terangnya.
"Itu menunjukkan bahwa mereka tahu. Bahwa hegemoni yang mereka nikmati sekarang itu bukanlah hegemoni tanpa tandingan, dia akan menjadi sesuatu yang akan bisa dikalahkan ketika ada pesaing yang sangat kuat," tambahnya.
“Mereka tahu potensi besar itu bakal datang dari dunia Islam yang dari segi geografi sangat strategis wilayahnya, dari segi demografis jumlah umat islam sangat besar, dengan pertumbuhan yang luar biasa, ada kantong-kantong kecerdasan di sana, ada sumber daya alam yang luar biasa dan yang pasti ada sejarah yang menunjukkan pada generasi muslim ini hari bahwa mereka pernah berjaya di masa lalu,” ungkapnya.
Kejayaan itu, terangnya, bertumpu pada ajaran Islam, ajaran yang tidak pernah berubah.
"Dan itulah yang mereka ketahui. Karena itu, mereka berusaha merusak itu semua, merusak sejarahnya, merusak pemahaman sejarah, merusak pemahamannya, lalu muncul radikalisme, moderasi Islam segala macam,” tambahnya.
Itu semua, menurut UIY, untuk menghambat generasi muda Islam bergerak menuju titik yang mereka khawatirkan yaitu kesadaran politik Islam.
“Di titik itulah akan menjadi kebangkitan yang akan menjadi persoalan besar bagi mereka, kebangkitan Islam, kebangkitan fundamental yaitu melalui tegaknya kembali kehidupan Islam di bawah institusi Islam khilafah Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun