Tahun Baru Islam 1444 H: Hijrah Nabi Ternyata Tidak Dilakukan di Bulan Muharram - Tinta Media

Rabu, 03 Agustus 2022

Tahun Baru Islam 1444 H: Hijrah Nabi Ternyata Tidak Dilakukan di Bulan Muharram

Tinta Media - Meskipun awal bulan dalam kalender Hijriyah adalah Muharram, Khadim Ma’had Wakaf Syaraful Haramain KH. Hafidz Abdurrahman, M.A. mengungkap bahwa hijrah Nabi ternyata tidak dilakukan di bulan Muharram.

“Selain momentum hijrahnya itu sendiri yang identik dengan momentum perubahan, tetapi yang menarik, hijrah Nabi itu dilakukan di bulan Rabiul Awwal, bukan Muharram,” tuturnya di telegram pribadinya, Ahad (31/7/2022).

Bahwa tahun barunya 1 Muharram, Ia memberikan alasan. “Ibn Hajar, dalam kitabnya Fath al-Bari, menjelaskan alasannya, karena peristiwa perubahan itu dimulai saat terjadinya Baiat Aqabah Kedua, bulan Dzulhijjah tahun ke 13 kenabian,” ungkapnya mengutip penjelasan Ibn Hajar. 

“Nah, hari pertama setelah Dzulhijjah adalah Muharram, maka 1 Muharram ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khatthab sebagai tahun baru Islam,” tambahnya.

Perempuan

Dalam sejarah hijrah secara fisik, kata Kiai Hafidz,  mulai dari hijrah pertama dan kedua ke Habasyah, hijrah ketiga, ke Madinah juga diikuti oleh kaum perempuan. “Bahkan, peristiwa yang membersamainya, yaitu dakwah dan baiat Aqabah kedua pun tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan,” ungkapnya.

“Secara non fisik, perempuan mempunyai peranan yang luar biasa, sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Karena itu, dari rahim perempuan hebat, seperti Sayyidah Shafiyyah binti Abdul Muthallib al-Hasyimiyah, lahir sosok Zubair bin al-Awwam, yang sanggup mengorbankan apa pun untuk agama dan Nabinya,” tuturnya bangga.
 
“Shafiyyah tak hanya milik putri Abdul Muthallib, tapi juga wanita Yahudi, yang dijadikan "tawanan" Dihyah al-Kalabi, "jelmaan" Jibril, kemudian dibebaskan dan dinikahi Nabi,” papar Kiai Hafidz mengisahkan. 

Nabi mengatakan, lanjut Kiai Hafidz,  "Fainnaha qad aslamat wa hasuna Islamuha" (Dia telah masuk Islam, dan Islamnya baik). Wanita isteri Nabi, "putri" Nabi Harun dan "keponakan" Nabi Musa alaihimassalam.

“Semoga inspirasi perubahan pada sosok mereka bisa menjadi inspirasi bagi santri banat, melahirkan generasi emas, seperti  Zubair dan Abdullah bin Zubair,” harapnya memungkasi penuturan.[] Irianti Aminatun
 
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :