Tinta Media - Viralnya Pesulap Merah membongkar trik-trik perdukunan ditanggapi penulis buku Menyingkap Jin dan Dukun, Irfan Abu Naveed.
“Siapa yang mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang diucapkan maka sungguh ia telah mengkufuri apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,” tuturnya mengutip sebuah hadis dalam acara Kabar Petang: Geger! Trik Perdukunan Dibongkar, Selasa (16/8/2022) melalui kanal YouTube Khilafah News.
Di dalam ushul fikih jelas Irfan, kata al-kâhinan (dukun-dukun) cakupannya luas, bentuknya beragam, tapi ciri-cirinya sama yaitu mengabarkan berita gaib, berbicara tentang ramalan, berbicara tentang perjodohan, berbicara tentang kesialan dan pengasihan. “Inilah yang dikatakan oleh Nabi SAW orang yang membenarkan kedustaan mereka, prinsipnya telah mengkufuri apa yang telah Allah turunkan pada Nabi Muhammad saw,” jelasnya.
Ini, kata Irfan, menjadi dalil yang jelas, tegas dan pasti tidak multi tafsir keharaman kaum muslimin mendatangi, berkonsultasi, serta membenarkan perkataan-perkataan dukun.
Demokrasi
Irfan menilai, demokrasi dengan prinsip kebebasannya menyuburkan praktek perdukunan. “Sesuatu yang munkar malah dilegalkan. Ini menunjukkan demokrasi bertentangan dengan Islam,” tandasnya.
Dalam Islam, tandas Irfan, tidak ada tempat untuk merusak akidah umat, ini menunjukkan keagungan ajaran Islam, berbeda dengan demokrasi yang menghinakan.
“Di alam demokrasi fenomena tersebarnya praktik perdukunan, hingga majalah khusus perdukunan, dilegalkan. Dunia perdukunan masuk dalam entertaimen seperti ramalan-ramalan. Hal semacam inilah yang mendatangkan murka Allah SWT,” tegas Irfan.
Dalam Islam, tandas Irfan, praktik-praktik ritual yang lahir dari tradisi perdukunan, siapa pun pelakunya dan apa pun jenis perbuatannya yang dibungkus dengan keyakinan khurafat maka termasuk dalam tindakan yang wajib dicegah.
“Penguasa harusnya menjadi pihak yang paling aktif menjaga akidah umat sekaligus menjadi pihak yang menegakkan sanksi bagi pelaku keburukan semacam itu,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun