Tinta Media - “Kulliyesi adalah konsep pembangunan infrastruktur dan program yang sifatnya terpadu,” jelas Mudir Ma’had Darul Ma’arif, Guru Wahyudi Ibnu Yusuf M.Pd.(WIY) kepada Tinta Media, Kamis (11/8/2022).
Konsep kulliyesi ini, kata WIY, diadopsi di banyak tempat di masa kesultanan dan kekhilafahan Ustmani.
“Memadukan masjid sebagai tempat ibadah, pemakaman, imarat (dapur umum) untuk melayani warga dalam komplek kulliyesi dan warga sekitar, medres (sekolah/perguruan tinggi), dan rumah sehat,” urai WIY.
Di antara contoh kulliyesi, lanjutnya, adalah yang dibangun di masa Sultan Bayazid II putra tertua sultan Mehmed II (berkuasa 1471 sd 1512 M) di kota Edirne (kota kelahiran sultan Mehmed II atau al Fatih ).
“Di komplek kulliyesi ini ada imarat, medres (sekolah tinggi kedokteran) dan rumah sehat (Dâr asy-Syifa). Di dalam Dar asy Syifa ini pasien dipisah/isolasi sesuai dengan jenis penyakitnya, ruang terapi khusus pasien gangguan jiwa, ruang vaksinasi, klinik gigi, klinik THT, dan ruang terapi berupa terapi air mancur dan terapi musik ala al Farabi. Pasien yang dirawat dilayani dengan baik tanpa dipungut biaya. Gratis,” kisah WIY.
Medres, imbuh WIY, terdiri ruang kelas teori, ruang praktik, ruang guru besar, ruang diskusi, asrama mahasiswa, perpustakaan dll.
“Inilah sekilas kesejahteraan yang berhasil diwujudkan di masa keemasan Islam. Hal ini terwujud hanya karena mereka menerapkan Islam secara totalitas. Tanpa pilah pilih. Kunci kebangkitan mereka adalah Islam dan Khilafah. Saat keduanya ditinggalkan, seperti saat inilah yang terjadi. Apa yang saat ini terjadi di Turki?” pungkasnya. [] Irianti Aminatun.
