Kritikan KH Ahmad Zen Ingatkan Umat Islam agar Meyakini Al-Qur'an - Tinta Media

Rabu, 10 Agustus 2022

Kritikan KH Ahmad Zen Ingatkan Umat Islam agar Meyakini Al-Qur'an

Tinta Media - Substansi Kritikan KH. Ahmad Zaenuddin (Ahmad Zen) yang menyebut "Pancasila bukan kesepakatan Ulama, Pancasila pengkhianatan Soekarno," sehingga dilaporkan PDIP ke Polda Jabar dan Polda Metro Jaya dengan tudingan menyebar fitnah, pencemaran, SARA hingga menyebar hoax, dinilai Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin (AK) untuk mengingatkan umat Islam agar meyakini Al-Quran.

“Substansi kritiknya sebenarnya ingin mengingatkan umat Islam agar meyakini Al-Qur'an dan hanya menjadikan tauladan Nabi Muhammad SAW. Ingin mengajak umat Islam agar sadar adanya tipuan Pancasila yang menjauhkan umat Islam dari penerapan syariat Islam secara kaffah,” ungkapnya pada Tinta Media Selasa (9/8/2022).

Pasalnya, menurut  AK, jika umat ini masih meyakini Pancasila, atau berpura-pura menyatakan Pancasila sejalan dengan Islam, maka selamanya umat Islam di negeri ini tidak akan pernah dapat menerapkan syariat Islam, hingga unta masuk ke lobang jarum. Sebab, pancasila bukan ajaran Islam, bertentangan dengan Islam karena tidak mengizinkan syariat Islam diterapkan secara kaffah.

“Padahal, perintah menerapkan syariat Islam itu kaffah, bukan sepotong-sepotong. Menerapkam hukum sholat, juga hukum wajibnya hudud. Mewajibkan puasa, juga wajibnya mengemban dakwah dan jihad. Mengharamkan zina, riba, judi, miras, L68T, pergaulan bebas, penguasaan tambang oleh asing, memungut pajak, dan lain-lain,” tegasnya.

Jujur dan Berani

AK mengatakan, yang membedakan KH Ahmad Zaenuddin dengan orang yang mengaku pengembah dakwah lainnya adalah jujur dan berani. “Jujur terhadap ilmu, berani menyampaikan dan siap atas konsekuensi perjuangan. Dan orang yang jujur dan berani seperti ini, biasanya hanya terbentuk dari jiwa yang sabar dan ikhlas,” tukasnya.

Sabar dan ikhlas, lanjutnya, membuatnya jujur, takut menyembunyikan ilmu apalagi mengkhianati keyakinan. Maka beliau jujur menyampaikan dakwah yang semestinya disampaikan, bukan sekedar dakwah yang diinginkan orang.

“Sabar dan  ikhlas, membuatnya berani menyampaikan al haq, berikut resiko menanggung beban dakwah. Maka beliau berani menyampaikan dakwah yang semestinya disampaikan, bukan sekedar dakwah yang diinginkan orang,” imbuhnya.

Mungkin saja, duganya, banyak diantara kita -bahkan mayoritasnya- sependapat dengan KH Ahmad Zaenuddin, bahwa Pancasila menjadi penghalang untuk tegaknya syariat Islam secara kaffah. “Namun, apakah kita memiliki sikap jujur dan berani seperti KH Ahmad Zaenuddin?” tanyanya.

"Kalau kita belum berani bersikap jujur, mungkin kita juga belum ikhlas dan sabar dalam perjuangan. Dan boleh jadi, hal itulah yang menghalangi datangnya pertolongan," imbuhnya. 

Ia menduga ada kemaslahatan dunia yang diprioritaskan, ketimbang bersikap jujur pada keyakinan dan berani menyuarakan kebenaran secara terbuka. "Mungkin, kita menghindari resiko dalam berjuang, sambil bermimpi ada pertolongan turun dari langit tanpa perlu mempersembahkan pengorbanan,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :