Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menegaskan bahwa keikhlasan di dalam mengemban dakwah sama halnya dengan keikhlasan di dalam melakukan ibadah lainnya.
"Karena itu, keikhlasan di dalam mengemban dakwah sama halnya dengan keikhlasan di dalam melakukan ibadah lainnya," tuturnya dalam acara One Minute Booster Ekstra : Keikhlasan adalah Perkara Penting dalam Mengemban Dakwah, Selasa (23/8/2022).
Tanpa keikhlasan di dalam melaksanakan ibadah, lanjutnya, seorang muslim akan terjerumus ke dalam perbuatan syirik yang menjadi penghapus seluruh amalnya. Untuk itu haruslah para pengemban dakwah memperhatikan persoalan ini dengan sangat serius dan sungguh-sungguh.
"Seorang muslim, khususnya para pengemban dakwah, hendaknya memahami bahwa keikhlasan di dalam beribadah merupakan pencegahan dari tipu daya setan. Siapa saja yang berpegang teguh dengan sikap ikhlas, maka dia pasti akan selamat. Sebaliknya, siapa saja yang tidak berpegang teguh dengan sikap ikhlas maka ia akan tersesat, celaka dan terlempar jauh dari jalan yang lurus," ujarnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 39 yang artinya, "Iblis berkata, "Tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan manusia memandang baik perbuatan maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua kecuali hamba-hambamu yang ikhlas diantara mereka." (QS. Al-Hijr [15] : 39).
"Melalui ayat tersebut, Allah SWT telah memberikan penjelasan bahwa iblis mengetahui orang-orang yang ikhlas dari kalangan hamba Allah, dan mereka akan terhindar dari godaan dan tipu daya menyesatkan yang dilakukan oleh iblis. Siapa saja yang mengikuti iblis, pasti akan tersesat. Jelas sekali bahwa hamba-hamba Allah yang tidak dikuasai iblis dan terhindar dari berbagai jerat iblis, hanyalah orang-orang yang ikhlas," paparnya.
Ia menjelaskan, keikhlasan di dalam ucapan adalah mengucapkan sesuatu sebagai bentuk pelaksanaan dari perintah Allah secara sungguh-sungguh dengan tujuan mencari keridhaan Allah semata. Keikhlasan dalam perbuatan adalah melakukan sesuatu sebagai bentuk pelaksanaan dari perintah Allah secara sungguh-sungguh dan semata-mata mencari keridhaan Allah.
"Jika seorang pengemban dakwah dengan niat untuk mencari keridhaan Allah dan melaksanakan perintah-Nya, maka niatnya tersebut bernilai disisi Allah SWT. Sebaliknya, siapa saja yang mengemban dakwah tersebut dalam rangka mencari penghasilan, menampakkan keilmuan serta kepiawaian, atau bersungguh-sungguh karena ingin memperoleh pujian dan gelar, maka semua itu akan mengotori amal ibadah itu," tandasnya.
"Sehingga Allah tidak akan pernah menerimanya. Sebab pengemban dakwah adalah salah satu bentuk ibadah dan dia terikat dengan syarat-syarat untuk bisa diterima oleh Allah," pungkasnya.[] Willy Waliah