Tinta Media - Sobat. Hijrah total itu bukan karena tren, tapi karena kebutuhan. Bukan karena friend, tapi dari keinginan. Bukan karena keren, tapi memang dianjurkan. Niat hijrah itu benar-benar muncul dari diri sendiri, atas anjuran dan perintah Allah, bukan karena hal lain, apalagi karena orang lain.
Sobat. Esensi hijrah total semuanya harus diperhatikan dengan benar dan seksama, mulai dari niatnya, prosesnya dan keistiqomahan. Maka sekali lagi hijrah total itu bukan Cuma ikut-ikutan, tapi karena kesadaran. Bukan Cuma ingin terlihat sholeh, tapi memang ingin jadi sholeh. Bukan Cuma di lisan, tapi juga diperbuatan. Bukan Cuma diucapan tapi juga di amalan. Bukan Cuma mengubah penampilan, namun juga kelakuan. Bukan Cuma ganti profesi, tapi juga visi dan misi. Bukan Cuma eksistensial, tapi jugasubstansial.Bukan Cuma perasaan tapi juga pemikiran.
Allah SWT Berfirman :
۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
(١٠٠)
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. An-Nisa’ (4) : 100 )
Sobat. Kemudian Allah menjanjikan kepada orang-orang yang hijrah meninggalkan kampung halamannya karena menaati perintah Allah dan mengharapkan keridaan-Nya, mereka akan memperoleh tempat tinggal yang lebih makmur, lebih tenteram dan aman dan lebih mudah menunaikan kewajiban-kewajiban agama di daerah yang baru, yaitu Medinah. Janji yang demikian itu sangat besar pengaruhnya bagi mereka yang hijrah. Sebab umumnya orang-orang Islam di Mekah yang tidak ikut hijrah menyangka bahwa hijrah itu penuh dengan penderitaan dan daerah yang dituju itu tidak memberikan kelapangan hidup bagi mereka.
Sobat. Allah akan memberikan kelapangan hidup di dunia dan akan memberikan pahala yang sempurna di akhirat kepada orang-orang yang hijrah dan meninggal dunia sebelum sempat sampai ke Medinah. Amat jelas janji Allah kepada orang-orang yang hijrah dibandingkan dengan janji kepada mereka yang tidak hijrah karena uzur, sebab bagi golongan yang akhir ini pengampunan Allah tidak disebut secara pasti. Pengampunan dan kasih sayang Allah sangatlah besar terhadap kaum muhajirin yang dengan ikhlas meninggalkan kampung halaman mereka untuk menegakkan kalimah Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya'la dengan sanad yang baik dari Ibnu Abbas beliau berkata, "Damrah bin Jundub pergi dari rumahnya "Bawalah aku dan keluarkanlah aku dari bumi orang-orang musyrik ini (Mekah) untuk menemui Rasulullah saw." Maka pergilah dia, dalam perjalanan dia meninggal sebelum berjumpa dengan Nabi Muhammad saw lalu turunlah ayat ini.
Sebab-sebab Islam mensyariatkan hijrah pada zaman permulaan:
1. Untuk menghindarkan diri dari tekanan dan penindasan orang kafir Mekah terhadap Muslimin, sehingga mereka memiliki kebebasan dalam menjalankan perintah agama dan menegakkan syiarnya.
2. Untuk menerima ajaran agama dari Nabi Muhammad saw, kemudian menyebarkannya ke seluruh dunia.
3. Untuk membina negara Islam yang kuat yang dapat menyebarkan Islam, menegakkan hukum-hukumnya, menjaga rakyat dari musuh dan melindungi dakwah Islamiyah.
Ketiga sebab inilah yang menjadikan hijrah dari Mekah menjadi salah satu kewajiban bagi umat Islam. Sesudah umat Islam membebaskan Mekah tidak ada lagi kewajiban hijrah, karena ketiga sebab ini tidak ada lagi. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi bersabda:
"Tidak ada hijrah sesudah pembebasan Mekah, tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Jika kamu diperintahkan berperang, maka penuhilah perintah itu" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas).
Sobat. Segeralah hijrah dan bertaubat, sebelum ajal mendekat dan keburu wafat. Hijrah dan taubat itu satu paket, tak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya sama-sama meninggalkan yang buruk menuju yang baik. Taubat adalah praktek meninggalkan perbuatan maksiat atau dosa dan berusaha mengubah diri menjadi pribadi yang baik.
Baginda Rasulullah SAW bersabda, “ Hijrah itu tidak akan terputus hingga ditutupnya pintu taubat , dan taubat itu tidak pernah tertutup sampai terbitnya matahari dari barat.” ( HR Abu Dawud )
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa hijrah itu ada dua macam : Hijrah secara fisik dari suatu negeri ke negeri yang lain. Dan yang kedua, hijrah dengan hati menuju Allah meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, dosa, atau kondisi yang tidak kondusif menuju keadaan yang lebih baik, positif dan kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.
Al hasil sobat. Hijrah total bukan hanya dimaknai berpindah tempat saja tapi juga berpindah dari jahiliyah ke rajin ibadah dan dakwah.Dari tukang maksiat,ke doyan taubat. Dari zaman kegelapan ke zona cahaya dan kebaikan. Dari asal-asalan, ke penuh penghayatan.
Sobat. Semenjak saya berkomitmen melakukan hijrah total ada banyak perubahan yang saya rasakan. Sungguh Allah tidak pernah ingkar janji dan Janji Allah itu pasti benar. Hidup lebih bahagia dalam bekerja, lebih tenang dalam berbisnis, lebih damai dalam ibadah, lebih ikhlas dalam sedekah, lebih khusyuk dalam berdoa, lebuh nyaman dalam dhuha, lebih tentram dalam keluarga dan lebih banyak perasaan-perasaan lain yang serupa. Subhaanallah!
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Goreskan Tinta Emas dan Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur