Tinta Media - Mewabahnya racun Citayam Fashion Week (CFW) dinilai Muslimah Media Center menampilkan gambaran pemuda yang krisis jati diri.
"Terlepas dari masalah kreativitas anak muda, Fenomena CFW ini menampilkan gambaran pemuda yang krisis jati diri bahkan niat sholat saja tidak hafal. Korban kemiskinan sistemik dan gaya hidup liberal bahkan yang mengerikan adalah munculnya bibit-bibit L68T, " ungkap narator dalam Serba-serbi MMC: Kasus Bullying Hingga Racun Citayam, Bukti Perusakan Potensi Generasi, Jumat (29/7/2022) Melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.
"Fenomena baru ini sebenarnya menunjukkan cara pandang kehidupan yang diadopsi oleh masyarakat sekarang. Melihat realita, saat ini masyarakat positif terpapar sistem sekuler kapitalisme," lanjutnya.
Menurut narator, sistem ini membuat pemikiran, perasaan dan aturan yang berlaku terpisah dari agama. Agama diserahkan kepada individu masing-masing tanpa ada penjagaan terhadapnya. Sementara, untuk mengatur kehidupan, manusia merasa bebas melakukan apapun dan menilai standar kebahagiaan maupun kesuksesan terpaku pada tolak ukur kapitalisme yang bersifat materialistik.
"CFW menjadi salah satu fenomena tersebut. Kehidupan yang sekuler dan materialistik membuat para remaja yang seharusnya terikat dengan hukum Islam malah bebas mengekspresikan diri. Alhasil perundungan LGBT, haus eksistensi, menjadi viral dan menghasilkan uang menjadi cara pandang para remaja sekarang," bebernya.
Narator menegaskan, inilah bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi secara sistemik, sedangkan negara sekuler kapitalisme hanya membuat kebijakan, pernyataan normatif seperti mencarikan tempat untuk Fashion Week, memberi beasiswa dan menganggap itu adalah sebuah kreativitas.
"Dibutuhkan peran negara yang mampu mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Jika arah orientasi dan pembinaan generasi masih terkungkung dengan sistem kapitalisme, kerusakan generasi dimasa depan akan jelas semakin parah," pungkasnya.[] Yupi UN