Tinta Media - Negeri ini sekarang tidak sedang baik-baik saja. Semua bidang kehidupan sedang amburadul. Politik dan ekonomi amburadul karena dikendalikan oleh oligarki. Sosial budaya, hamkam, pendidikan dan kesehatan juga amburadul karena sebab yang sama. Semua diatur mengabdi kepada kepentingan segelintir orang yang super kaya. Hingga bisa mengendalikan eksekutif, legislatif bahkan yudikatif.
Rakyat hanya ada pada saat ritual demokrasi 5 tahunan. Yakni saat para penguasa minta stempel mereka. Saat palu diketuk... Sah!. Maka rakyat harus turun panggung menunggu dipanggil 5 tahun lagi.
Begitu pula nasib umat Islam di negeri ini. Menjadi obyek proyek-proyek penjajah. Mulai proyek sekularisasi, liberalisasi, war on terorisme, deradikalisasi hingga yang terbaru moderasi beragama.
Umat Islam hidup tersingkirkan dari peran utama baik di bidang politik maupun ekonomi. Makin lama makin jelas bahwa kebijakan politik dan ekonomi khususnya tak berpihak kepada Umat Islam. Bahkan tak jarang ulama dan umat Islam dikriminalisasi. Suara suara ulama seolah dibungkam dengan berbagai ancaman pidana yang bisa menjerat kapan saja semau penguasa. Benar benar umat dalam keadaan terpuruk.
Namun dulu, kita umat Islam, pernah berjaya di negeri besar ini. Pada jaman Islam diterapkan sebagai sistem pemerintahan di berbagai pelosok nusantara. Terbentang mulai dari Campa di Vietnam, Pattani di Thailand, Manila di Filipina hingga Malaysia dan Indonesia. Ratusan Kesultanan berdiri silih berganti mengatur kehidupan umat Islam dengan hukum Islam. Mengembangkan dakwah Islam hingga ke seluruh pelosok negeri.
Para ulama dari berbagai negeri Islam hadir di Nusantara untuk berdakwah. Sebagiannya bahkan dikirim langsung oleh kholifah di Turki. Rakyat negeri ini hidup makmur dalam naungan Islam yang Agung. Di bawah kawalan para penguasa Muslim yang melaksanakan Islam atas mereka.
Namun semua berubah saat para penjajah kafir mulai berdatangan ke negeri ini. Satu persatu Kesultanan itu dihancurkan dengan segala muslihat licik penjajah. Portugis, Spanyol, Inggris dan khususnya Belanda menjajah negeri ini. Sejak itulah umat Islam hidup dalam penjajahan hingga sekarang.
Umat terjebak dalam kemerdekaan semu. Sebagai peralihan bentuk gaya penjajahan dari gaya lama kepada gaya baru.
Umat ini hanya akan kembali hidup aman dan sejahtera hanya jika kembali kepada sistem Islam yang menerapkan Islam kaffah. Sistem yang dulu pernah membuat kita berjaya di negeri ini.[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center