Tinta Media - Cuitan Nadirsyah Hosen melalui akun twitternya yang menyebut bahwa
di Indonesia tidak ada kebijakan pemerintah yang Islamofobia karena Presiden sudah naik haji, bahkan masuk Ka’bah dan makam Nabi Muhammad, Wapresnya ulama besar, Rukun Iman - Rukun Islam semuanya bisa dijalankan dan difasilitasi di Indonesia, dinilai menutupi realita Islamofobia di negeri ini.
"Pernyataan seperti ini menutupi realita yang terjadi di tanah air, seperti pelarangan cadar di beberapa instansi dan kampus, larangan celana cingkrang juga jenggot, pembakaran bendera tauhid, dan persekusi pengajian beberapa ustaz," tutur Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar kepada Tinta Media, Jumat (22/7/2022).
Iwan mengingatkan bahwa para pejabat, aparat dan ormas juga media terus mainkan isu radikalisme terhadap kelompok-kelompok Islam yang kritis pada rezim dan perjuangkan Islam kaffah. "Jelas ini Islamofobia," tegasnya.
Menurutnya, cadar, jenggot, bendera tauhid itu bukanlah paham sebagian orang, karena bagaimanapun itu bagian dari ajaran Islam. "Memusuhinya sama dengan memusuhi ajaran Islam," ujarnya.
Di Indonesia, kata Iwan, juga ada antipati terhadap seruan penerapan syariat Islam dan penegakan Khilafah. Padahal keduanya ajaran Islam, bahkan wajib hukumnya menerapkan syariat dan menegakkan Khilafah. Justru malah dikriminalisasi, sementara Khilafah itu oleh para ulama salaf seperti Imam Nawawi, Imam Mawardi atau Qurrubi, dinyatakan sebagai kewajiban agung dan mahkota kewajiban.
"Jadi, ada segelintir orang menutup-nutupi arus Islamfobia karena mereka sebenarnya bagian dari gerakan tersebut. Umat jangan terkecoh dengan pernyataan mereka. Umat harus terus memperjuangkan Islam kaffah di tanah air," tandasnya.
Iwan mengatakan, Nadir Hosen melakukan twitwar dengan Said Didu soal Islamfobia. Menurut Nadir, di Indonesia tidak ada kebijakan pemerintah yang Islamfobia. Dalam akun twitternya ia menyatakan;
Monggo Om @msaid_didu silakan dibedah: kebijakan pemerintah RI yg mana yg anda anggap termasuk islamophobia? Sekalian kita ajak Prof @mohmahfudmd dalam diskusi ini sbg wakil dr pemerintah.
Sebelumnya Nadir juga berkomentar:
Gak ada Islamophobia. Presiden sdh naik haji, bahkan masuk Ka’bah dan makam Nabi Muhammad. Wapresnya ulama besar. Rukun Iman - Rukun Islam semuanya bisa dijalankan & difasilitasi di Indonesia.
Yg ada itu, politisi jualan emosi umat.
Ayo cerdaskan umat, jangan mau dibohongi terus.[] Achmad Mu’it
di Indonesia tidak ada kebijakan pemerintah yang Islamofobia karena Presiden sudah naik haji, bahkan masuk Ka’bah dan makam Nabi Muhammad, Wapresnya ulama besar, Rukun Iman - Rukun Islam semuanya bisa dijalankan dan difasilitasi di Indonesia, dinilai menutupi realita Islamofobia di negeri ini.
"Pernyataan seperti ini menutupi realita yang terjadi di tanah air, seperti pelarangan cadar di beberapa instansi dan kampus, larangan celana cingkrang juga jenggot, pembakaran bendera tauhid, dan persekusi pengajian beberapa ustaz," tutur Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar kepada Tinta Media, Jumat (22/7/2022).
Iwan mengingatkan bahwa para pejabat, aparat dan ormas juga media terus mainkan isu radikalisme terhadap kelompok-kelompok Islam yang kritis pada rezim dan perjuangkan Islam kaffah. "Jelas ini Islamofobia," tegasnya.
Menurutnya, cadar, jenggot, bendera tauhid itu bukanlah paham sebagian orang, karena bagaimanapun itu bagian dari ajaran Islam. "Memusuhinya sama dengan memusuhi ajaran Islam," ujarnya.
Di Indonesia, kata Iwan, juga ada antipati terhadap seruan penerapan syariat Islam dan penegakan Khilafah. Padahal keduanya ajaran Islam, bahkan wajib hukumnya menerapkan syariat dan menegakkan Khilafah. Justru malah dikriminalisasi, sementara Khilafah itu oleh para ulama salaf seperti Imam Nawawi, Imam Mawardi atau Qurrubi, dinyatakan sebagai kewajiban agung dan mahkota kewajiban.
"Jadi, ada segelintir orang menutup-nutupi arus Islamfobia karena mereka sebenarnya bagian dari gerakan tersebut. Umat jangan terkecoh dengan pernyataan mereka. Umat harus terus memperjuangkan Islam kaffah di tanah air," tandasnya.
Iwan mengatakan, Nadir Hosen melakukan twitwar dengan Said Didu soal Islamfobia. Menurut Nadir, di Indonesia tidak ada kebijakan pemerintah yang Islamfobia. Dalam akun twitternya ia menyatakan;
Monggo Om @msaid_didu silakan dibedah: kebijakan pemerintah RI yg mana yg anda anggap termasuk islamophobia? Sekalian kita ajak Prof @mohmahfudmd dalam diskusi ini sbg wakil dr pemerintah.
Sebelumnya Nadir juga berkomentar:
Gak ada Islamophobia. Presiden sdh naik haji, bahkan masuk Ka’bah dan makam Nabi Muhammad. Wapresnya ulama besar. Rukun Iman - Rukun Islam semuanya bisa dijalankan & difasilitasi di Indonesia.
Yg ada itu, politisi jualan emosi umat.
Ayo cerdaskan umat, jangan mau dibohongi terus.[] Achmad Mu’it