POLITIK IDENTITAS ISLAM, TUMBANGKAN SISTEM SEKULER DEMOKRASI - Tinta Media

Jumat, 01 Juli 2022

POLITIK IDENTITAS ISLAM, TUMBANGKAN SISTEM SEKULER DEMOKRASI


Tinta Media - Sejak tumbangnya Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2016 lalu, juga seiring kesadaran kaum muslimin yang menyandarkan politik pada identitas Islam, politik yang berbasis nilai Islam, para politisi sekuler dan munafik ketakutan. Mereka, ketakutan tidak mendapatkan dukungan rakyat karena mengadopsi nilai-nilai sekulerisme yang bertentangan dengan Islam.

Mulailah, dipersoalkan preferensi politik berdasarkan Islam. Memilih karena akidah Islam dipersoalkan, karena dianggap menggunakan politik identitas.

Mereka, berusaha menjauhkan umat Islam dari akidah Islam dalam berpolitik. Mereka, ingin menjauhkan politik Islam dengan narasi anti politik identitas.

Karena itu, kaum muslimin harus melakukan apa yang mereka takutkan. Yakni, selalu membawa akidah Islam, nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitas politik.

Politik Islam adalah mengurusi segala persoalan umat dengan aturan/hukum Islam. Politik Islam adalah penerapan syariat Islam dalam mengelola Negara.

Saat ini, Negara diurus dengan sekulerisme demokrasi bukan dengan syariat Islam. Karena itu, politik identitas Islam wajib menolak itu, dan mengajak kaum Muslimin untuk meninggalkan Demokrasi dengan seluruh pernak perniknya.

Politik Islam jelas, menerapkan Syariah dan melaksanakannya dalam Institusi Khilafah. Sehingga, saat ini kaum muslimin harus keluar dari politik sekuler, sibuk dengan copras capres, dan berkonsentrasi dengan dakwah untuk menegakkan sistem Islam yakni Khilafah.

Demokrasi hanya melahirkan perpecahan dan penguasaan Negara oleh oligarki. Demokrasi, dengan prinsip sekulerisme menjauhkan Islam dari Negara.

Mari kita mencontoh Nabi kita, yang konsisten dan percaya diri dengan identitas Islam, berdakwah menyeru kepada Islam hingga akhirnya Allah SWT turunkan pertolongan melalui karunia kekuasaan Islam. Nabi Muhammad Saw tidak pernah melepaskan identitas Islam atau melebur dengan identitas kufur dan jahil ketika itu.

Nabi Muhammad SAW berpolitik dengan identitas Islam, konsisten mendakwahkan risalah Islam, meskipun dituduh pemecah belah, menyelisihi kesepakatan nenek moyang, dan dimusuhi oleh seluruh kafir quraisy. Dakwah, adalah satu-satunya jalan politik Islam, bukan dengan berbaur dalam sistem demokrasi sekuler yang akan menggerus bahkan menghilangkan identitas Islam dan syariatnya. 

Politik identitas Islam adalah memilih Islam sebagai dasar berpolitik, menolak dan melawan segala bentuk politik yang tidak berdasarkan Islam dan berupaya menjadikan syariat Islam sebagai asas mengelola kehidupan bernegara. Politik yang dengan bangga dan penuh percaya diri mengatakan : YA SAYA ISLAM, MENANG KENAPA? [].
.
Follow Us Ahmad Khozinudin Channel
https://heylink.me/AK_Channel/

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :