Pertemuan Antony Blinken-Wang Yi Bagian dari Upaya Diplomatik - Tinta Media

Jumat, 15 Juli 2022

Pertemuan Antony Blinken-Wang Yi Bagian dari Upaya Diplomatik

Tinta Media - Terkait pertemuan antara Menlu AS Antony Blinken dengan Menlu Cina Wang Yi, dinilai Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. bagian dari upaya diplomatik AS terhadap Cina terkait isu konflik Rusia-Ukraina.
 
"Saya kira, ini adalah bagian dari upaya diplomatik," tuturnya dalam acara Kabar Petang: Ada Apa dengan Antony Blinken-Wang Yi? Selasa (12/7/2022) di kanal Youtube Khilafah News.

Menurutnya, salah satunya memang terkait sangat dekat dengan isu konflik Ukraina yang bulan-bulan terakhir itu memanas, sampai saat ini belum selesai.

"Dan kita tahu, bahwa Cina adalah negara yang memang menjadi salah satu sekutu penting Rusia, di kawasan Pasifik," ucapnya.

Ia menilai, pertemuan kemarin (antara Antony Blinken dengan Wang Yi), sebenarnya, kalau dari sisi Amerika, Amerika ingin Cina berada di sisi Amerika, dalam arti bahwa Cina mengambil sikap yang sama dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

"Tapi, dari hasil pertemuan kemarin, kita juga bisa melihat bahwa Cina ingin tetap dalam posisi yang 'netral'," imbuhnya.

Hasbi memandang, posisi netral, dalam arti, Cina tidak ingin mencampuri urusan Rusia. "Begitu bahasanya Cina sebenarnya," ujarnya.

Menurut Hasbi, bagi Amerika Serikat tidak ada kata netralitas dalam isu ini, yang ada adalah Cina selama ini, walaupun secara tidak langsung itu berada di sisi Rusia sebenarnya. 

"Jadi, saya kira ini bagian dari salah satu isu yang penting dalam persoalan ini atau dalam pertemuan kemarin adalah isu terkait perkara Ukraina," ucapnya.

Amerika ingin mengajak Cina untuk bersama-sama memberi tekanan-tekanan kepada Rusia. Tapi, di sisi yang lain, Cina tidak ingin ditekan dan tetap ingin netral seperti sikap Cina selama ini.

"Dan di sisi yang lain, Cina menginginkan 'kalau kita lihat ya..hasil percakapan yang dibuka kemarin itu', Cina menginginkan adanya relaksasi atau perubahan kebijakan ekspor Cina yang diberikan tarif yang tinggi, yang diberikan proteksi oleh Amerika Serikat itu, dikurangi oleh Amerika," terangnya.

Ia menilai, pertemuan lima jam itu, walaupun tidak dibuka ke publik, inti persoalannya adalah bagian dari konflik yang terjadi antara Cina dan Amerika Serikat selama ini. Yang terjadi beberapa tahun terakhir, dan kemudian juga terkait antara China dan Rusia.

Kedekatan

"Nah, kalau bicara mengenai kedekatan, memang dari sisi ekonomi misalnya, Amerika dan Cina itu memiliki kedekatan yang sangat erat," tandasnya.

Misalnya, lanjut Hasbi, di data-data website-website resmi Amerika Serikat sendiri, menunjukkan bahwa Cina itu adalah sumber impor terbesarnya Amerika, dalam aspek barang-barang kebutuhan. "Di sana ada tekstil, ada mainan anak-anak, misalnya," ujar Hasbi.

Kemudian di sisi yang lain, Amerika juga mengekspor dengan jumlah besar kepada Cina. "Jadi artinya,  dalam sisi ini, perdagangan barang ini, itu adalah saling ketergantungan antara kedua negara. Cina mengirimkan banyak barang ke Amerika, dan di sisi lain juga, Amerika mengirimkan banyak barang ke Cina, itu satu sisi," paparnya.

Di sisi yang lain, walaupun ada konflik kepentingan antara Amerika dan Cina, Misalnya, AS berupaya untuk memprovokasi  Cina di kawasan Asia Pasifik, tapi sebenarnya Cina itu (kalau kita tidak ingin mengatakan bersahabat), sangat bergantung kepada AS, dalam aspek politik, energi, ekonomi, dan lain sebagainya. "Jadi sangat tergantung kepada 'kebaikan barat'," tegasnya.

"Kenapa? Karena kita tidak bisa menyangkal bahwa yang dominan atau yang menjadi hegemoni global saat ini adalah barat," ungkapnya.

Pengaruh Barat

Dan pengaruh barat itu, ungkap Hasbi, di mana-mana, di setiap kawasan. Asia, Timur Tengah, Asia Timur, Asi Selatan, kemudian Australia, dan di jalur-jalur laut internasional. Itu semua bisa dikatakan dominasi atau pengaruh militernya barat sangat kuat.

"Nah, pada saat yang sama, Cina itu kebutuhan-kebutuhan strategis atau industri Cina juga kan melalui jalur-jalur itu. Jalur-jalur yang sebenarnya di bawah hegemoni atau jalur-jalur perdagangan dari negara-negara yang di bawah dominasi atau hegemoni barat. Artinya apa? Cina itu tidak bisa berbuat banyak  dalam konteks sekarang, makanya Cina itu memiliki kepentingan yang besar terhadap barat sebenarnya," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :