IBADAH HAJI ITU PANGGILAN - Tinta Media

Selasa, 12 Juli 2022

IBADAH HAJI ITU PANGGILAN



Tinta Media - Memaknai Panggilan dalam Ibadah Haji

Pada lafazh talbiyah, nampak bahwa kedatangan jamaah haji adalah dalam rangka memenuhi panggilan Allah. Talbiyah adalah bacaan tertentu yang khas dilafalkan oleh jamaah haji di tanah suci sesaat setelah jamaah haji berniat ibadah haji. Lafazh talbiyah dibaca lantang dan terus menerus oleh jamaah haji hingga melontar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah. Kalimat talbiyah yang masyhur dilafalkan oleh Rasulullah dan para sahabat adalah:

 لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Berkaitan dengan kewajiban ibadah haji, Allah Ta'ala berfirman: 

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ  الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya, “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam” (QS. Ali ‘Imran: 97).

Dalam ayat ini, perintah haji diawali dengan kata "walillah". Ini menunjukkan bahwa panggilan haji adalah hal yang spesial karena langsung memuat asma Allah. Sehingga siapapun yang menjalankan ibadah haji haruslah menata niat dengan baik, lillahi ta’ala (hanya karena Allah).

Oleh karena itu, "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa,” (TQS. Al-Baqarah: 197). 

Tidak ada bekal yang lebih baik dari takwa karena saat melaksanakan rangkaian rukun ibadah haji, jamaah harus menanggalkan semua identitas keduniawiannya. Semua hanya mengenakan dua kain ihram dan sebagai simbol kepasrahan tanpa membawa identitas dunia.

***

Cerita

Banyak yang melakukan review haji furoda. Ada yang mengatakan enak dan ada yang mengatakan tidak enak. Sepertinya itu salah ulasan. Seharusnya itu ditujukan pada fasilitas travelnya, karena travel lah yang menentukan layanan apa yang diterima. Ada harga ada rupa. Kalau istilah visa haji furoda sendiri adalah salah satu jenis visa haji non kuota yang penetapannya langsung dari pemerintah Arab Saudi. Istilah lainnya haji undangan. Kalau haji regular itu haji kuota untuk setiap negara. Jadi tidak ada istilah enak dan tidak enak fasilitasnya. Ada lagi yang tidak resmi, namanya visa ziarah atau visa umal. Kalau ketahuan beresiko. Itu yang saya ketahui.

Jadi bisa berangkat haji saja sudah harus bersyukur, baik dengan visa haji regular kuota negara maupun visa haji non kuota (visa haji furoda). Masalah layanan haji furoda itu adalah perkara lain, yaitu fasilitas layanan dari travel. 

Saya dan istri sejak beberapa tahun silam sudah daftar haji regular di Indonesia. Namun antriannya belasan tahun. Masih sabar menanti. Kalau sekarang dari Bandung antreannya sampai 40 tahunan. Nah, tahun ini kami juga daftar haji furoda dari Mesir. Sudah menyiapkan segala sesuatunya, mulai ilmu, ongkos, bekal, fisik, dll. Ongkos haji dari sini termasuk murah dibandingkan dari Indonesia. Semua perlengkapan sudah masuk koper. Tinggal berangkat. Namun sampai injury time tanggal 8 Dzulhijjah visa haji tidak keluar. Warga asing di sini tidak dapat kuota untuk tahun ini. Masih ada pembatasan pasca-pandemi. 

Memang haji itu panggilan. Jadi yang bisa berangkat tahun ini sudah seharusnya sangat bersyukur. Nikmat besar dari Allah Ta'ala. 

***

Harapan

Ibadah haji itu nikmat. Kenikmatan ibadah haji tersebut akan mengantarkan pada kenikmatan surga sesuai yang disabdakan Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam:

 وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ (متفق عليه)
Artinya, "Haji yang mabrur tiada imbalan yang setara kecuali surga." (HR. Mutafaq ’alaih).

Semoga tahun depan kita mendapat panggilan dari Allah untuk mengunjungi Baitullah. Karena Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Karena itu, sebagai muslim kita siapkan diri menjawab panggilan Allah untuk berhaji. 

Kairo, 12 Dzulhijjah 1443 H

Oleh: Yuana Ryan Tresna
Mudir Ma'had Khadimus Sunnah Bandung 

https://t.me/yuanaryantresna
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :