Guru Luthfi: Al-Qur'an Wajib Dibaca, Dipahami, dan Diamalkan - Tinta Media

Jumat, 22 Juli 2022

Guru Luthfi: Al-Qur'an Wajib Dibaca, Dipahami, dan Diamalkan

Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur'an, Tapin, Guru H. Luthfi Hidayat mengajak umat Islam untuk meresapi Surat Al-Baqarah ayat 121 bahwa Al-Qur'an wajib dibaca dengan baik, dipahami dan diamalkan agar terhindar dari kerugian.

“Kita akan meresapi Surat Al-Baqarah ayat ke 121 dengan tema Al-Qur'an wajib dibaca dengan baik, dipahami, dan diamalkan agar kita terhindar dari manusia yang merugi,” tegasnya dalam Program Jumat Bersama Al-Qur'an: Al-Qur'an Wajib Dibaca dengan Baik, Dipahami, dan Diamalkan, Jumat (15/7/2022) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur'an.

Firman Allah SWT:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُولئِكَ يُؤمِنُونَ بهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولئِكَ هُمُ اْلخَاسِرُونَ 
(١٢١)

Artinya: “Orang-orang yang telah diberi Alkitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman  kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi,” (TQS. Al-Baqarah [2]: 121).

Ia menyatakan penjelasan dari Imam Al Qurthubi dalam Tafsirnya Aj Jaami’ li Ahkamil Qur'an dari kalimat: الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِت 
Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab kepadanya. “Qatadah mengatakan yang dimaksud dengan mereka adalah para sahabat Nabi Saw., adapun yang dimaksud dengan Al-Kitab menurut penakwilan ini adalah Al-Qur'an,” tuturnya.

Ia melanjutkan pernyataan dari Ibnu Said yang mengatakan bahwa maksud mereka di sana adalah kaum Bani Isra’il. Sedangkan yang dimaksud dengan Alkitab menurut penakwilan ini adalah Taurat. Berbeda dengan penjelasan dari Imam Muhammad Ali Ash Shabuni. “Menurutnya, yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang masuk Islam,” ujarnya.

Maka ia menguraikan kesimpulan dari Imam Al Qurthubi  tentang Surat Al-Baqarah ayat ke 121. “Maksud dengan ayat ini mencakup keduanya, yakni para sahabat Nabi atau juga Ahlu Kitab yang masuk Islam,” urainya.

Dan ibrah atau pelajaran dari ayat ini berlaku bagi saat ini. Ia menyebutkan kaidah dalam Ilmu Tafsir, “Al ‘ibrah bi ‘umumi lafzhi, law bikhususi sabab". “Ibrah atau pengertian diambil dari umumnya lafaz bukan dari kekhususan ayat tersebut diturunkan,” ucapnya.

Dalam kalimat berikutnya dari ayat ini:  
يَتْلُونَ حَقَّ تِلاَوَتِهِ
Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.

Ia menjelaskan maknanya dari Imam Muhammad Ali Ash Shabuni  bahwa mereka membacanya dengan bacaan yang benar sebagaimana yang diturunkan (kepada Muhammad Saw.). Sementara menurut Imam Al Qurthubi menyebutkan mereka mengikutinya dengan sebenarnya.

“Yaitu dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya sehingga mereka menghalalkan apa yang dihalalkan di dalamnya dan mengharamkan apa yang diharamkan di dalamnya serta mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Ini pendapat dari Muffasir zaman Tabi’in Al Ikrimah,” bebernya.

Kembali ia melanjutkan pendapat dari Abu Aliyah dalam Tafsir Ibnu Katsir. “Ibnu Mas’ud seorang Muffasir zaman sahabat yang mengemukakan yang dimaksud dengan membaca dengan bacaan sebenarnya adalah menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya serta membacanya sesuai dengan apa yang diturunkan Allah Ta'ala, tidak mengubah kalimat dari tempatnya, dan tidak menafsirkan satu kata pun dengan penafsiran yang tidak seharusnya,” jelasnya.

Pendapat lain dari Al-Hasab al-Bashri, ia mengatakan bahwa mereka mengamalkan ayat-ayat muhkam di dalam Al-Qur'an dan beriman dengan ayat-ayat mutasyabihat yang ada di dalamnya serta menyerahkan hak-hak yang sulit dipahami kepada Zat Yang Maha Mengetahuinya.

Kalimat selanjutnya pada ayat ini: 
أُولئِكَ يُؤمِنُونَ بهِ
Mereka beriman kepadanya.

Ia menuturkan pernyataan Imam Muhammad Ali Ash Shabuni yang menegaskan makna kalimat tersebut.“Mereka ada orang-orang yang beriman sebenarnya, tidak orang yang membangkang yang mengubah kalam Allah,” tuturnya.

Sementara Ia menerangkan pendapat Imam Ibnu Katsir bahwa kalimat ini merupakan khabar (penjelasan) dari Firmannya: 
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَ حَقَّ تِلاَوَتِهِ
Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.

“Artinya, barang siapa di antara Ahlul Kitab yang menegakkan kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi terdahulu dengan sebenar-benarnya maka ia akan beriman kepada apa yang engkau (Muhammad) bawa,” terangnya.

Ia pun mengakhirinya dengan Firman Allah ini yang ditutup dengan kalimat:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولئِكَ هُمُ اْلخَاسِرُونَ
Dan barang siapa yang ingkar kepadanya maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

“Artinya barang siapa yang mengingkari Al-Qur'an, maka ia akan merugi di dunia dan di akhirat,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :