Mengevaluasi Misi Jokowi Damaikan Ukraina-Rusia - Tinta Media

Selasa, 12 Juli 2022

Mengevaluasi Misi Jokowi Damaikan Ukraina-Rusia



Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustaz Farid Wadjdi mempertanyakan misi dari kunjungan presiden Jokowi ke Ukraina.

"Apa misi dari kunjungan presiden Jokowi ini?" tuturnya dalam acara Menjadi Politisi Islam: Kunjungan Jokowi ke Ukraina, Ada Apa? Senin (27/6/2022) di kanal Youtube Peradaban Islam ID.

Menurutnya, kunjungan ini tidak bisa dilepaskan dari kapasitas Indonesia sebagai pemegang Presidensi G-20 atau sebagai tuan rumah. "Presiden Jokowi berencana mendorong negara-negara G-7 untuk mengampanyekan perdamaian di Ukraina. Pesan yang akan dibawa oleh Presiden Jokowi adalah pesan perdamaian untuk menghentikan perang (krisis di Ukraina)," ungkapnya.

"Pertanyaan mendasarnya itu adalah sejauh mana kapasitas kemampuan Indonesia atau Presiden Jokowi untuk menghentikan krisis di Ukraina ini atau membawa perdamaian bagi krisis Ukraina?" tanyanya.

Kapasitas dan Kapabilitas

Ustaz Farid mengatakan, kemampuan negara untuk mempengaruhi negara lain atau mempengaruhi konstelasi politik internasional, termasuk menyerukan perang atau menghentikan perang atau menyerukan perdamaian, itu tidak bisa dilepaskan dari kapasitas dan kemampuan negara untuk mempengaruhi negara lain dan mempengaruhi konstelasi politik internasional.

"Jadi, kalau negara itu tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mempengaruhi negara lain dan mempengaruhi konstelasi politik International, tentu negara itu akan sulit untuk menghentikan perang atau mengajak perdamaian. Ini tentu sangat sulit," terangnya.

Menurutnya, kemampuan negara untuk mempengaruhi konstelasi politik internasional sangat tergantung kepada profil negara itu. "Apakah negara itu memenuhi apa yang disebut negara utama atau daulatul ula? Jadi, karena negara utama inilah yang secara signifikan bisa mempengaruhi negara lain, bisa mempengaruhi konstelasi politik internasional," ungkapnya.

"Negara utama ini misalkan, saat ini adalah negara Amerika Serikat secara global di dunia," ujarnya.

Ustaz Farid menilai, Amerika Serikat bisa menentukan konstelasi politik International. Menurutnya, hampir semua krisis politik dunia  yang penting tidak bisa dilepaskan dari peran Amerika dan pengaruh Amerika di dalamnya.

"Krisis di Timur Tengah misalkan, pasti ada kepentingan, pengaruh, dan peran Amerika," ujarnya.

Krisis di Pasifik misalkan. Asia Pacifik itu juga tidak bisa dilepaskan dari peran dan pengaruh Amerika, karena Amerikalah yang saat ini sebagai negara utama atau ad daulah al ula.

Ia menilai, negara itu menjadi negara utama tidak bisa dilepaskan dari kapabilitas di dalam negerinya.

"Pertama, bahwa negara itu biasanya negara yang mengusung ideologi yang menyebarluaskan ideologinya ke seluruh penjuru dunia. Jadi, ideologi ini sangat penting untuk membuat negara-negara lain tunduk, terikat, ataupun terpengaruh," terangnya.

Maka, kata Ustaz Farid, tidak mengherankan politik luar negeri Amerika secara umum adalah bagaimana menyebarluaskan ideologi kapitalisme di seluruh penjuru dunia dan memastikan negara-negara di dunia ini tunduk pada ideologi kapitalisme. Karena, semakin banyak negara-negara lain yang tunduk pada ideologi kapitalisme, berarti negara itu berada di bawah pengaruh Amerika, sebagai negara pengusung utamanya.

"Karena itu, syarat menjadi negara utama adalah biasanya dia mengusung ideologi yang sifatnya global, ideologi yang sifatnya mendunia" jelasnya.

Ia menegaskan, negara-negara yang tidak mengusung ideologi yang sifatnya global atau mendunia, sulit untuk menjadi negara utama di dunia.

"Soviet, misalkan, kenapa pernah menjadi negara utama di dunia? Karena dia mengusung ideologi komunisme yang sifatnya global. Membuat negara-negara lain berada dalam pengaruhnya, karena mengusung ideologi yang sama," terangnya.

Ustaz Farid menilai, sama halnya dengan umat Islam. Umat Islam pernah mempengaruhi dunia, karena memiliki negara adidaya, al-Khilafah (al-Khilafah al-Islamiyah 'ala minhaji an-nubuwwah). Negara adidaya yang menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia. Mulai dari satu negara utama di Madinah, kemudian menyebar ke seluruh jazirah Arab , kemudian menyebar ke seluruh Afrika.

"Hingga bisa disebut setengah dunia itu, tidak bisa dilepaskan karena ada negara yang mengusung, menyebarluaskan ideologi Islam," ungkapnya.

Kekuatan Ekonomi

Namun, ujar Ustaz Farid, ideologi bukan satu-satunya yang membuat negara itu menjadi negara utama. Kemampuan ekonomi misalkan, juga sangat menentukan.

Menurutnya, kemampuan ekonomi sangat dipengaruhi oleh sumber daya alam yang dimiliki ataupun kontrolnya terhadap sumber alam dunia.

"Jadi, mungkin dia tidak memiliki secara langsung sumber alam tersebut, tapi dia memiliki pengaruh dan kendali atau kontrol terhadap sumber alam di dunia. Maka, dia juga akan bisa memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :