Tinta Media - “Mereka, para politisi akan terus bermain citra dengan membodohi rakyat, melalui acting mereka yang seolah merakyat dan pro wong cilik,” tutur Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin kepada Tinta Media, Kamis (30/6/2022).
Menurutnya, identitas Islami dan merakyat, akan jadi perburuan para pemburu kekuasaan di Pilpres 2024. “Bukan untuk membela Islam atau tukang baksonya, ini cuma soal citra dan perburuan elektabilitas,” ungkapnya.
“Sementara masalah utang negara, penguasaan tambang oleh swasta, asing dan aseng, serbuan TKA Cina, kriminalisasi ulama hingga ajaran Islam, terorisasi Khilafah, pasti tidak akan mereka bahas,” lanjutnya.
Ia memperkirakan bahwa ke depan, menjelang Pilpres atribut yang dekat dengan rakyat, dari tukang bakso, tukang becak, hingga tukang tambal ban akan marak menjadi objek teater pencitraan. “Kita semua masih ingat, betapa merakyat dan ndesonya Jokowi saat berpose sebagai tukang tambal ban,” paparnya.
Dia mengingatkan masyarakat agar jangan heran, jika menjelang Pilpres nanti banyak tokoh yang pake pici, baju koko, jadi tukang bakso, pedagang cilok, tukang tambal ban bahkan mungkin saja ada yang mengulangi masuk gorong-gorong. “Semua hanya demi citra dan elektabilitas,” jelasnya.
Ahmad Khozinudin juga mengulas ulang Megawati yang sebenarnya sama, sering menggunakan atribut wong cilik untuk meningkatkan elektabilitas partainya.
“Dulu kita masih ingat, bagaimana pasangan Megapro (Megawati Prabowo) mengambil tempat iconik wong cilik. Deklarasi Mega-Prabowo dibuat dengan kesan merakyat. Mega-Prabowo mendeklarasikan diri di 'gunung sampah' Bantar Gebang, Bekasi, pada Minggu 24 Mei 2009 lalu,” paparnya.
“Namun sayang, saat acara partai beberapa hari lalu Mega mungkin selip lidah. Sehingga statemennya soal tukang bakso dan orang papua panen kritikan rakyat,” jelasnya lebih lanjut.
Sekarang, Khozinudin melihat Anies mengambil atribut wong Cilik dengan angle yang lain. Anies, turut menghadirkan seorang pengusaha Bakso Malang Aroma SoWan, Rully Rinaldi, bersama Sahroni, ketua panitia Formula E.
"Di samping kiri saya adalah bapak Rully renaldi. Pak Rinaldi adalah pengusaha Bakso Bakwan Aroma SoWan yang kemarin ikut juga berpartisipasi," kata Anies.
Khozinudin mempertanyakan mengapa tukang Bakso yang dihadirkan, bukan tukang martabak atau tukang kerak telor? “Mengapa harus diperkenalkan, bahkan berdampingan dengan ketua OC Formula E, tidak menjadi tamu undangan biasa? Mengapa momentum ini terjadi, tidak berselang lama pasca kritik publik terhadap Megawati soal tukang bakso?” tanyanya.
“Itulah pencitraan politik. Itulah, perburuan elektabilitas,” pungkasnya.[] Raras