Tinta Media - Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin mengajak umat Islam agar berpolitik dengan identitas Islam.
"Wahai umat Islam, tegakkan politik identitas Islam, buang identitas sekularisme, liberalisme, kapitalisme dan demokrasi," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (5/7/2022).
Ia menilai, umat Islam wajib berpolitik yang terikat dengan identitas Islam. Menurutnya, tujuan digembar-gemborkannya narasi politik identitas adalah untuk menjauhkan bahkan melepaskan umat Islam dari identitas politik yang berbasis pada akidah Islam, yakni politik yang berorientasi pada penerapan syariat Islam dan melawan segala bentuk identitas dan nilai yang bertentangan dengan Islam.
"Mereka takut, umat Islam menuntut hukum yang lahir dari identitas Islam yakni hukum Islam. Mereka tak ingin hukum Al Qur'an, mereka menginginkan sistem demokrasi sekuler agar mereka bebas maksiat dan dapat terus menindas rakyat," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Ahmad, umat Islam harus mengambil jalan politik yang ditakuti musuhnya. "Mereka tak ingin syariat Islam. Sementara umat Islam wajib menerapkan syariat Islam sebagai orientasi dan tujuan politik, bukan semata kekuasaan," ungkapnya.
Ia juga melihat bahwa politik identitas Islam ini akan dituding memecah belah, menyelisihi kesepakatan, bahkan bertolak. "Katakan saja pada mereka, merekalah yang tertolak karena menolak syariat Allah SWT," bebernya.
Ia lantas mengingatkan, bagaimana junjungan dan teladan Nabi Muhammad SAW yang dahulu membawa politik identitas Islam di tengah kekufuran dan kejahilan. "Rasulullah dituding memecahkan belah, menyelisihi kesepakatan kakek moyang, menebar hoax, menyebar kebencian dan permusuhan, dan seterusnya," ungkapnya.
"Namun, Rasulullah Saw tetap tenang, qona'ah dalam dakwah dan tetap memperjuangkan syariat Islam. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan identitas Islam dan perjuangan untuk menegakkan hukum Allah SWT," paparnya.
Ia menyeru agar umat Islam terus berdakwah, menyampaikan risalah Islam baik dalam urusan ibadah hingga politik. Tidak perlu lagi merasa ragu apalagi takut untuk menyampaikan amanah dakwah Islam. "Mereka yang zalim dan khianat saja terus berkoar sebagai penyelamat, klaim melakukan perbaikan. Padahal mereka terus berbuat kerusakan," jelasnya.
Karenanya, lanjutnya, umat Islam harus lebih yakin dengan kebenaran Islam dan mendakwahkannya dengan penuh percaya diri. Tidak perlu peduli dengan celaan orang yang suka mencela, nyinyiran orang yang suka nyinyir.
"Percayalah hanya kepada janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah Saw tentang kembalinya sistem politik Islam yakni daulah Khilafah," tegasnya.
"Berhentilah berbuat syirik dengan mempercayai janji-janji politisi, partai dan capres. Yakinlah sabda Nabi, bukan kepada politisi," tandasnya.[] Ajira