Umumnya Bangsa yang Menang Diikuti Umat yang Kalah tapi Tidak dengan Islam - Tinta Media

Sabtu, 25 Juni 2022

Umumnya Bangsa yang Menang Diikuti Umat yang Kalah tapi Tidak dengan Islam


Tinta Media - Narator Muslimah Media Center mengungkap kisah unik penyerbuan tentara Mongol terhadap kota Baghdad di masa Abasiyah. “Umumnya bangsa yang menang akan diikuti oleh umat yang kalah, tetapi tidak dengan Islam dan kaum muslim. Justru Mongol tunduk  kepada Islam dan kaum muslim, umat yang ditundukkan. Bahkan bangsa ini telah menyebarkan Islam sampai ke penjuru dunia,” tuturnya dalam History Insight: Kaum Mongol, Dari Pembantai Muslim ke Penyebar Islam, Senin (19/6/2022) di kanal Muslimah Media Center

Ia lalu menuturkan kisah penyerbuannya. “Hulagu Khan, pemimpin pasukan Mongol cucu Genghis Khan, bersama ratusan ribu prijuritnya menyerang kota Baghdad dengan brutal pada 10 Februari 1258.  Khalifah Al Mu’tashim dan pasukannya benar-benar tak berdaya menghadapi kekuatan pasukan barbar ini,” kisahnya.

Tak hanya tentara yang dibantai lanjutnya,  bahkan nyaris semua kepala penduduk kota yang jumlahnya lebih dari sejuta dipenggal. Begitu pun sang Khalifah dan keluarganya. Hingga dikisahkan tanah-tanah di kota Baghdad pun berubah merah oleh darah. Tak hanya itu istana-istana gedung-gedung dan semua fasilitas umum yang ada di kota Baghdad habis dihancurkan. Bahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan yang melimpah di kota itu pun habis dirusak dan dibuang ke sungai Tigris ,hingga berminggu-minggu airnya berubah hitam oleh lunturan tinta,” ungkapnya.

Pintu Masuk

Meski demikian, menurut Narator penyerbuan ini justru menjadi pintu masuk penyebaran Islam terhadap bangsa Mongol. “Usai menguasai negeri Islam bangsa Mongol pun  hidup berdampingan dengan penduduk muslim yang kala itu selamat dari peperangan,” tutur Narator mengisahkan.

“Bangsa Mongol bergaul dengan penduduk muslim dan mulai berkenalan dengan Islam. Hal tersebut menjadi titik awal dianutnya Islam oleh bangsa Mongol,” imbuhnya.

 Narator mengisahkan, sebelum mengenal Islam orang-orang Mongol adalah kaum penggembala yang menyembah berhala, bintang, dan sujud pada matahari kala sang surya terbit di ufuk timur. “Agama mereka adalah samanisme,  suatu aliran kepercayaan yang menyucikan ruh-ruh  nenek moyang dan mempersembahkan kurban kepada hewan-hewan buas,” kisahnya.

“Setelah 35 tahun masuk wilayah Islam dan berinteraksi dengan kaum muslimin, orang-orang Mongol mulai tertarik dengan agama Islam.  Bahkan tidak sampai 50 tahun mayoritas dari mereka telah memeluk agama yang mulia ini,” ungkapnya.

Mongol pun ucap Narator,  terbagi menjadi Mongol muslim dan Mongol paganis (penyembah berhala).  Mereka korbankan persaudaraan sesuku demi membela agama Islam.

“Tak hanya itu orang-orang Mongol juga telah memberikan sumbangsih besar dalam peradaban Islam.Bahkan apa yang mereka lakukan tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak terulang lagi di masa setelahnya,” ucapnya.
 
Wilayah-wilayah yang belum pernah terinjak oleh kaum muslimin, lanjutnya,  menjadi negeri Islam. “Wilayah itu meliputi kawasan timur Eropa dan barat Siberia, kawasan Iran, Cina dan Mongolia, kawasan Turkistan barat dan India,” jelasnya.
 
Yang menarik, lanjut  Narator,  dakwah Islam justru tiba-tiba tersebar di kalangan bangsa ini. Melalui tangan-tangan para pengemban Islam, terwujudlah apa yang belum pernah diwujudkan sebelumnya baik dengan  senjata, tekanan penguasa dan raja.

“Karena itu Islam mulai merasuki jiwa-jiwa musuhnya  dan mengikat hati mereka. Karena itu pula merupakan hal yang unik Ketika bangsa pemenang perang justru tunduk kepada Islam yang pemeluknya mereka kalahkan,” pujinya.

Narator menilai,  ketika Islam hadir di tengah peradaban umat manusia, tidak pandang bulu pada kaum yang kejam dan bengis  sekali pun justru Islam telah mampu mengubah arah pandang hidup mereka, dari kaum yang brutal menjadi kaum yang beradab dan mulia bahkan menjadi penyebar risalah Islam.

Namun ia menyayangkan, hari ini kaum muslimin justru jauh dari Islam, bahkan mereka tidak menjadikan Islam sebagai solusi atas berbagai permasalahan hidup. Mereka menganggap ide kufur baratlah yang membawa kebaikan. Penerapan Islam kaffah malah dianggap usang.  Maka tidak heran jika generasi muslim sekarang rusak dan terpuruk.

“Dengan penerapan Islam kaffahlah yang mampu membawa umat manusia menjadi  manusia yang bermartabat dan mulia dalam naungan Khilafah Islamiyah,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :