Tinta Media - Air bersih dan layak minum sangat dibutuhkan seluruh manusia. Berikut empat tips agar air baku tetap lestari untuk dapat kita konsumsi dan menyambung generasi.
Pertama, membudayakan hemat air. Gunakan air seperlunya. Matikan segera kran air setelah selesai mandi, cuci pakaian, dll. Ketika gosok gigi di wastapel matikan air keran, nyalakan keran hanya ketika berkumur dan membersihkan sikat. Selain menghemat biaya, budaya ini juga dapat membantu menjaga kesediaan air di masa mendatang.
Kedua, membuang sampah dan limbah pada tempatnya. Tidak membuang sampah di sembarang tempat apalagi sungai. Sampah organik dapat dijadikan pupuk yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Sedangkan sampah anorganik perlu perlakuan khusus agar tidak merusak tanah dan apa yang ada di dalamnya, termasuk air.
Ketiga, penanaman dan pelestarian pohon. Hutanisasi daerah hulu sungai dan tetap menjaga kelestarian hutan tersebut agar ketersediaan air baku di sungai tetap lestari; penanaman pohon di lahan-lahan yang kosong, reboisasi di kawasan hutan yang telah gundul, di tengah perkotaan, di daerah bantaran sungai. Itu semua dapat mencegah terjadinya banjir di musim penghujan, memberikan kesejukan dari berlimpahnya oksigen yang dihasilkan, dan manfaat terpentingnya adalah menjaga ekosistem alam yang berkelanjutan termasuk ketersediaan air baku.
Keempat, tetap menjaga areal penyerapan air untuk menyerap air. Tidak mengubah danau, sungai dan daerah resapan air lainnya untuk pembangunan pemukiman, mal, dan bangunan lainnya yang menutupi areal resapan air.
Keempat tips di atas pada pelaksanaannya memerlukan kesadaran individu, kontrol dari masyarakat dan juga edukasi, penyediaan infrastruktur, dan regulasi yang tegas dari negara.[]
Joko Prasetyo
Jurnalis
Dimuat pada rubrik newsletter Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) edisi 48 (Maret 2015).