Tinta Media - Menanggapi krisis yang terjadi di Sri Lanka, Pengamat Hubungan Internasional, Hasbi Aswar, Ph.D, menyampaikan bahwa Sri Lanka adalah salah satu negara yang failed state, negara gagal.
"Sri Lanka ini adalah salah satu contoh negara yang failed state, negara gagal, tuturnya," dalam acara Kabar Petang : Sri Lanka Bangkrut, Gara-Gara Pinjaman China? Selasa (24/5/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, negara gagal itu bukan karena tidak adanya sumber daya, bukan karena tidak adanya uang, tapi karena salah manage atau salah pengaturan dari penguasanya.
Ia menilai, dampaknya sangat sistematik, merembet sampai ke isu politik, sampai akhirnya banyak menteri mengundurkan diri, termasuk Perdana Menterinya Mahinda Rajapaksa itu, mengundurkan diri. Kemudian, baru-baru kemarin dilantik Perdana Menteri yang baru. Dan tuntutan-tuntutan dari rakyat untuk presidennya agar mundur itu terus terjadi.
Hasbi memandang, apa yang dirasakan oleh masyarakat Sri Lanka, kondisi masyarakat sekarang, sangat-sangat terjepit.
"Semua kebutuhan-kebutuhan dasar mereka sangat sulit mereka dapatkan, termasuk kebutuhan pangan, karena inflasi yang sangat tinggi. Kemudian gas, minyak, kebutuhan kesehatan, bahkan saking sulitnya peralatan-peralatan dan obat-obatan, sekarang di Sri Lanka itu, petugas medis itu, malah minta untuk menggunakan peralatan-peralatan bekas pakai, untuk bisa dipakai lagi untuk melakukan aktivitas menangani pasien," terangnya.
Bahkan, sambungnya, saking parahnya, misalnya dalam aspek kesehatan, kabarnya, dokter itu untuk melakukan operasi, harus menggunakan cahaya dari HP, saking sulitnya keadaan disana, karena listrik harus mati sekitar 10-15 jam sehari. Saking pemerintah tak punya dana untuk membiayai pelayanan-pelayanan masyarakat.
"Mengapa demikian? Karena memang keuangan dari negara ini, sekarang sangat-sangat terpuruk," tandasnya.
Hasbi memandang, dengan banyaknya utang, dan dengan pemasukan negara yang sakit, ini yang membuat akhirnya negara tidak mampu membiayai, tidak mampu membeli, tidak mampu mengimpor untuk kebutuhan-kebutuhan sehari-hari masyarakat yang membuat akhirnya persoalan menjadi semakin pelik.
"Pangan, listrik, bahan bakar, harga-harga sembako naik, dan saterusnya. Nah, itu yang terjadi," ujarnya.
Menurutnya, ini adalah proses pemiskinan struktural yang dilakukan oleh negara, bukan karena sesuatu hal yang sifatnya alamiah, seperti karena kekurangan.
"Sri Lanka miskin, bukan karena itu, tetapi karena adanya pengelolaan negara yang kacau oleh kekuasaan," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka
"Sri Lanka ini adalah salah satu contoh negara yang failed state, negara gagal, tuturnya," dalam acara Kabar Petang : Sri Lanka Bangkrut, Gara-Gara Pinjaman China? Selasa (24/5/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, negara gagal itu bukan karena tidak adanya sumber daya, bukan karena tidak adanya uang, tapi karena salah manage atau salah pengaturan dari penguasanya.
Ia menilai, dampaknya sangat sistematik, merembet sampai ke isu politik, sampai akhirnya banyak menteri mengundurkan diri, termasuk Perdana Menterinya Mahinda Rajapaksa itu, mengundurkan diri. Kemudian, baru-baru kemarin dilantik Perdana Menteri yang baru. Dan tuntutan-tuntutan dari rakyat untuk presidennya agar mundur itu terus terjadi.
Hasbi memandang, apa yang dirasakan oleh masyarakat Sri Lanka, kondisi masyarakat sekarang, sangat-sangat terjepit.
"Semua kebutuhan-kebutuhan dasar mereka sangat sulit mereka dapatkan, termasuk kebutuhan pangan, karena inflasi yang sangat tinggi. Kemudian gas, minyak, kebutuhan kesehatan, bahkan saking sulitnya peralatan-peralatan dan obat-obatan, sekarang di Sri Lanka itu, petugas medis itu, malah minta untuk menggunakan peralatan-peralatan bekas pakai, untuk bisa dipakai lagi untuk melakukan aktivitas menangani pasien," terangnya.
Bahkan, sambungnya, saking parahnya, misalnya dalam aspek kesehatan, kabarnya, dokter itu untuk melakukan operasi, harus menggunakan cahaya dari HP, saking sulitnya keadaan disana, karena listrik harus mati sekitar 10-15 jam sehari. Saking pemerintah tak punya dana untuk membiayai pelayanan-pelayanan masyarakat.
"Mengapa demikian? Karena memang keuangan dari negara ini, sekarang sangat-sangat terpuruk," tandasnya.
Hasbi memandang, dengan banyaknya utang, dan dengan pemasukan negara yang sakit, ini yang membuat akhirnya negara tidak mampu membiayai, tidak mampu membeli, tidak mampu mengimpor untuk kebutuhan-kebutuhan sehari-hari masyarakat yang membuat akhirnya persoalan menjadi semakin pelik.
"Pangan, listrik, bahan bakar, harga-harga sembako naik, dan saterusnya. Nah, itu yang terjadi," ujarnya.
Menurutnya, ini adalah proses pemiskinan struktural yang dilakukan oleh negara, bukan karena sesuatu hal yang sifatnya alamiah, seperti karena kekurangan.
"Sri Lanka miskin, bukan karena itu, tetapi karena adanya pengelolaan negara yang kacau oleh kekuasaan," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka