Tinta Media - Menanggapi gencarnya opini media mainstream tentang isu Khilafah yang ingin menggantikan Pancasila, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menegaskan justru saat ini Pancasila telah diganti dengan ideologi Kapitalisme liberal.
"Saat ini Pancasila telah diganti dengan ideologi Kapitalisme liberal," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (12/6/2022).
Ahmad melihat justru mayoritas kekayaan alam dan tambang negeri ini dikuasai perusahaan multi nasional yang kapitalistik. "Tengok saja Perusahaan seperti Unilever. Unilever merupakan merek perusahaan dari Belanda yang telah hadir di lebih dari 100 negara. Kemudian HM Sampoerna, Astra International, Google, Marriott International, Maybank, MedcoEnergi, mereka semua perusahaan raksasa kapitalis," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam mengelola bisnis, kapitalis tidak pernah memakai Pancasila. "Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," ungkapnya.
"Perusahaan-perusahaan tambang seperti PT Freeport (AS), PT Chevron Pacific (AS), PT Newmont (Colorado), PetroChina, ConocoPhillips (AS), BP (Inggris), Niko Resources (India), lanjutnya, semuanya menguasai sumber daya alam indonesia. Mereka semua tidak pakai pancasila. Dalam mengelola bisnis, mereka tidak pernah pakai Pancasila. Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," bebernya.
Ia juga mengingatkan tentang kapitalisme domestik yang juga rakus. Ada Toba Group, perusahaan milik taipan 9 Naga, dan sejumlah oligarki domestik lainnya. "Dalam mengelola bisnis, mereka juga tidak pernah pakai Pancasila. Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," paparnya.
Ahmad mempertanyakan keberadaan Pancasila, Kenapa perusahaan-perusahaan asing dan kapitalisme domestik yang telah menjajah dan menerapkan ideologi Kapitalisme di negeri ini tidak pernah dipersoalkan?
"Kenapa hanya ajaran Islam Khilafah yang dipersoalkan," tanyanya.
Ahmad menyimpulkan bahwa yang mengganti Pancasila adalah penguasa, rezim ini, yang membebaskan perusahaan kapitalisme global menguasai kekayaan alam negeri ini.
"Semestinya berdasarkan amanat konstitusi harus dikelola negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," tegasnya.
Saat ini lanjutnya bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh asing, para kapitalis, oligarki, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Luhut Binsar Panjaitan, Kelompok 9 Naga, Kapitalis Amerika, China, Inggris, India, Colorado, dan lain-lain.
"Mereka inilah yang mengangkangi kekayaan alam, mengganti pancasila dengan prinsip ekonomi kapitalis untuk kemakmuran mereka," pungkasnya.[] Nita Savitri
"Saat ini Pancasila telah diganti dengan ideologi Kapitalisme liberal," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (12/6/2022).
Ahmad melihat justru mayoritas kekayaan alam dan tambang negeri ini dikuasai perusahaan multi nasional yang kapitalistik. "Tengok saja Perusahaan seperti Unilever. Unilever merupakan merek perusahaan dari Belanda yang telah hadir di lebih dari 100 negara. Kemudian HM Sampoerna, Astra International, Google, Marriott International, Maybank, MedcoEnergi, mereka semua perusahaan raksasa kapitalis," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam mengelola bisnis, kapitalis tidak pernah memakai Pancasila. "Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," ungkapnya.
"Perusahaan-perusahaan tambang seperti PT Freeport (AS), PT Chevron Pacific (AS), PT Newmont (Colorado), PetroChina, ConocoPhillips (AS), BP (Inggris), Niko Resources (India), lanjutnya, semuanya menguasai sumber daya alam indonesia. Mereka semua tidak pakai pancasila. Dalam mengelola bisnis, mereka tidak pernah pakai Pancasila. Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," bebernya.
Ia juga mengingatkan tentang kapitalisme domestik yang juga rakus. Ada Toba Group, perusahaan milik taipan 9 Naga, dan sejumlah oligarki domestik lainnya. "Dalam mengelola bisnis, mereka juga tidak pernah pakai Pancasila. Mereka menerapkan sistem ekonomi liberal, khas ideologi kapitalisme," paparnya.
Ahmad mempertanyakan keberadaan Pancasila, Kenapa perusahaan-perusahaan asing dan kapitalisme domestik yang telah menjajah dan menerapkan ideologi Kapitalisme di negeri ini tidak pernah dipersoalkan?
"Kenapa hanya ajaran Islam Khilafah yang dipersoalkan," tanyanya.
Ahmad menyimpulkan bahwa yang mengganti Pancasila adalah penguasa, rezim ini, yang membebaskan perusahaan kapitalisme global menguasai kekayaan alam negeri ini.
"Semestinya berdasarkan amanat konstitusi harus dikelola negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," tegasnya.
Saat ini lanjutnya bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh asing, para kapitalis, oligarki, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Luhut Binsar Panjaitan, Kelompok 9 Naga, Kapitalis Amerika, China, Inggris, India, Colorado, dan lain-lain.
"Mereka inilah yang mengangkangi kekayaan alam, mengganti pancasila dengan prinsip ekonomi kapitalis untuk kemakmuran mereka," pungkasnya.[] Nita Savitri