Tinta Media - Menanggapi pertanyaan apakah Anies Baswedan layak menjadi calon Khalifah, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menyatakan bahwa calon khalifah tidak mungkin tidak mendukung khilafah.
"Tidak mungkin, seseorang dinominasikan menjadi calon Khalifah, jika dia sendiri ternyata tidak mendukung Khilafah," tuturnya kepada Tinta Media, Jum'at (17/6/2022).
Ia melihat bahwa dalam isu khilafah, Anies Baswedan menyikapi dengan abstain. Tidak menentang, tidak juga memberikan dukungan, cenderung mengambil sikap diam.
"Kita dapat maklum, karena pro khilafah sangat berkaitan dengan elektabilitas. Menyatakan kontra Khilafah juga akan berpengaruh pada elektabilitas," ujarnya.
Menurutnya, jika seorang yang maju menjadi capres, akan berpikir ribuan kali menyatakan kontra Khilafah, jika masih mengharapkan pemilik dari ceruk pasar umat Islam. "Bagi pemilih muslim, apalagi muslim yang taat, menyatakan kontra Khilafah tentu bertentangan dengan akidah Islam," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa secara syar'i, siapapun punya hak mencalonkan asalkan memenuhi syarat in'ikad, yaitu: Muslim, Laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil dan memiliki kemampuan untuk mengemban tugas kekhilafahan. "Menjadi calon Khalifah sederhana, tidak ribet harus dicalonkan oleh partai politik, tidak pula dikenal syarat parlementiary treshold," paparnya.
Ia mengatakan bahwa yang layak menjadi calon Khalifah adalah orang yang mendukung khilafah. "Dalam isu ini nampaknya saudara Anies Baswedan tidak memiliki sikap yang jelas," ungkapnya.
Jadi, sebaiknya siapa yang ingin menjadi capres bukan calon Khalifah, fokus saja pada urusannya. Sehingga, jika ada orang yang tidak didukung karena tidak mendukung, tidak usah kecewa. "Bukankah hal itu sesuatu yang wajar dan masuk akal?" tandasnya.[] Ajira
"Tidak mungkin, seseorang dinominasikan menjadi calon Khalifah, jika dia sendiri ternyata tidak mendukung Khilafah," tuturnya kepada Tinta Media, Jum'at (17/6/2022).
Ia melihat bahwa dalam isu khilafah, Anies Baswedan menyikapi dengan abstain. Tidak menentang, tidak juga memberikan dukungan, cenderung mengambil sikap diam.
"Kita dapat maklum, karena pro khilafah sangat berkaitan dengan elektabilitas. Menyatakan kontra Khilafah juga akan berpengaruh pada elektabilitas," ujarnya.
Menurutnya, jika seorang yang maju menjadi capres, akan berpikir ribuan kali menyatakan kontra Khilafah, jika masih mengharapkan pemilik dari ceruk pasar umat Islam. "Bagi pemilih muslim, apalagi muslim yang taat, menyatakan kontra Khilafah tentu bertentangan dengan akidah Islam," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa secara syar'i, siapapun punya hak mencalonkan asalkan memenuhi syarat in'ikad, yaitu: Muslim, Laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil dan memiliki kemampuan untuk mengemban tugas kekhilafahan. "Menjadi calon Khalifah sederhana, tidak ribet harus dicalonkan oleh partai politik, tidak pula dikenal syarat parlementiary treshold," paparnya.
Ia mengatakan bahwa yang layak menjadi calon Khalifah adalah orang yang mendukung khilafah. "Dalam isu ini nampaknya saudara Anies Baswedan tidak memiliki sikap yang jelas," ungkapnya.
Jadi, sebaiknya siapa yang ingin menjadi capres bukan calon Khalifah, fokus saja pada urusannya. Sehingga, jika ada orang yang tidak didukung karena tidak mendukung, tidak usah kecewa. "Bukankah hal itu sesuatu yang wajar dan masuk akal?" tandasnya.[] Ajira
