REZIM MAKIN REPRESIF, HERSUBENO ARIEF : TERUSLAH BERSUARA - Tinta Media

Senin, 20 Juni 2022

REZIM MAKIN REPRESIF, HERSUBENO ARIEF : TERUSLAH BERSUARA


Tinta Media - Lama tidak kontak Bang Hersubeno Arief (Bang Hersu), baru saja saya berusaha mengobati kerinduan dengan menyimak paparannya, dalam acara Perspektif, yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian & Analisis Data (PKAD). Selain Bang Hersu ada Dr. Muhammad Taufiq S.H., M.H. & Prof. Dr. Suteki S.H., M.Hum. (Jum'at, 17/6).

Seperti biasa, acara ini dipandu oleh Host Cak Slamet Sugianto. Acara ini selain disiarkan PKAD, juga dapat disimak di akun youtube Ahmad Khozinudin Channel.

Memang benar, aura rezim yang makin represif begitu menyengat pada produk RUU KUHP yang sedang digodok pemerintah dan DPR. Diantaranya, terbaca dari diadopsinya sejumlah pasal yang melindungi penguasa dan menutup kritik rakyat.

Misalnya dalam ketentuan pasal 273 yang memberikan ancaman penjara 1 tahun bagi demo tak berijin. Ini sama saja pemberangusan hak berpendapat rakyat.

Belum lagi diadopsinya ketentuan pasal 353 ayat 1, yang mengancam siapapun yang menghina penguasa bakal dipenjara. Sementara tafsir 'menghina' bisa diterapkan secara sangat subjektif, terserah kehendak penguasa.

Walaupun banyak kritik yang diajukan, namun pada akhirnya RUU KUHP ini kuat dugaan juga akan disahkan DPR. Menurut Bang Hersu, paling-paling DPR hanya akan mempersilahkan pihak-pihak yang tidak sependapat agar menggugat ke MK. Dan sesampainya di MK, gugatan akhirnya ditolak dengan dalih tidak memiliki legal standing.

Rezim ini menurut Bang Hersu telah memiliki pengalaman selama dua periode untuk menjalankan kehendaknya. Apapun usaha rakyat untuk menolak toh tetap saja tak dapat menghalangi kehendak rezim.

Namun, ada rekomendasi penting yang patut kita jadikan perhatian. Bang Hersu -meskipun ujung perlawanan rakyat akan dibendung dan mampu dipasung oleh rezim- tetap saja rakyat harus bersuara. Bahkan, suara perlawanan inilah yang kelak akan menjadi hujjah dihadapan Allah SWT kelak.

Bang Hersu tetap menyarankan agar segenap elemen rakyat terus bersuara apapun kondisinya. Tidak boleh mengikuti falsafah 'yang waras ngalah', tetapi harus terus bersuara dan melawan.

Lebih lanjut, Bang Hersu juga mengingatkan Quote Imam Ali RA :

“Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”

Sehingga, menurut Bang Hersu kita semua tetap harus terus bersuara, apapun keadaannya. Paling tidak untuk mengkonfirmasi, kita masih memiliki iman dan bukan iman yang lemah.

Mengenai hal ini, penulis jadi teringat sabda Rasulullah Muhammad Saw :

"Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." 

(HR Muslim).

Ya, pesan melawan dengan terus bersuara ini harus terus kita gelorakan. Karena sejatinya, pahala amal dihitung berdasarkan tingkat kesulitan amal bukan atas hasilnya. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :