Perempuan dalam Islam Dihargai dan Ditempatkan pada Posisi Tertinggi - Tinta Media

Jumat, 17 Juni 2022

Perempuan dalam Islam Dihargai dan Ditempatkan pada Posisi Tertinggi


Tinta Media - "Perempuan di bawah pemerintahan Islam dianggap berperan penting dalam mencerdaskan masyarakat. Karenanya, mereka dihargai dan ditempatkan pada posisi tertinggi," Ungkap narator dalam History Insight: Fenomena Matilda Effect di Barat, Islam Memuliakan Kaum Intelektual Perempuan, Minggu (13/6/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

"Sebuah sistem yang menganggap mencari ilmu pengetahuan bernilai pahala sehingga mampu mendorong perempuan untuk berkontribusi secara cemerlang dalam ilmu pengetahuan," lanjutnya.

Berbeda dengan di Barat, kata narator, terdapat fenomena "Matilda Effect" di Barat yaitu fenomena yang menggambarkan sering diabaikannya kontribusi para ilmuwan perempuan terhadap penelitian. Meskipun banyak perempuan yang berhak mendapatkan hadiah Nobel, penghargaan tersebut justru diberikan kepada suaminya. Secara historis, perempuan di Barat hampir tidak pernah mendapat pujian atas prestasi dan kontribusinya dalam penelitian. Bahkan sering terlupakan.

Frasa "Karena dia seorang wanita" adalah sebuah ungkapan yang lahir dari Barat, ideologi kapitalis liberal. "Mereka yang sebenarnya dibayangi oleh kebencian terhadap wanita dan yang terjebak di bawah dominasi laki-laki adalah masyarakat yang tercerabut dari Islam," ujarnya.

Narator menjelaskan, perempuan muslim di sepanjang sejarah Islam tidak pernah memiliki slogan atau frasa di atas. "Mereka berhasil menjadi seorang ulama dan pengusaha serta memenuhi peran Islami mereka sebagai Istri dan Ibu. Mereka menikmati kehidupan Islam untuk mengelola rumah tangga, membesarkan anak-anak, mereka mendapatkan beasiswa, memberi kontribusi terhadap pengetahuan, berpartisipasi dalam urusan masyarakat, membela keadilan dengan memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar serta mengoreksi penguasa," bebernya.

"Selama abad ke-10 misalnya, Lobana dari Cordoba adalah seorang ahli matematika, penyair, penerjemah, direktur perpustakaan terbesar saat itu serta sekretaris pribadi Khalifah Bani Umayyah Al-Hakam ll. Selain itu, terdapat seorang perempuan memberikan fitur canggih baru pada astrolabe, sebuah perangkat astronomi, namanya tercatat ke dalam sejarah sebagai Maryam Al-asturlabi. Berkat kontribusinya pada astrolabe, ia dipekerjakan oleh penguasa Aleppo, Sayf ad-Dawla. Pada Abad ke-15, terdapat para ahli bedah perempuan dari Anatolia, prosedur bedah mereka diperoleh dari seorang ahli bedah Turki, Sherafeddin Sabuncuoglu," Narator mencontohkan.

Menurutnya, masih banyak kaum perempuan yang lahir dari peradaban Islam yang telah berkarya dalam bidangnya masing-masing serta bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.[] Yupi UN
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :