Tinta Media - Pengasuh kajian kitab Nashaihul 'Ibad, Ustaz Khozin Mubarok menuturkan orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian.
"Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian," ujarnya dalam acara Karomah Fajar: Bekal Terbaik Seorang Mukmin, Jumat (9/6/2022) melalui Kaffah Channel.
"Seorang mukmin bila mengingat kematian, dia tidak loyo tetapi semakin semangat dalam bertaqwa kepada Allah SWT. Tidak mau melanggar aturan-aturan Allah, semangat bekerja, berdakwah, dan semangat dalam melakukan kebaikan lainnya," lanjutnya.
Ia mengutip perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwa apabila orang meninggal tanpa adanya bekal, maka seolah-olah orang tersebut mengarungi samudera tanpa perahu, jadi tenggelam. "Yang dimaksud bekal disini adalah amal shaleh atau amal yang Allah telah perintahkan. Adapun semua amal yang dilakukan manusia sebenarnya untuk kepentingan manusia sendiri jika dilakukan dengan ikhlas dan ridlo maka akan menjadi amal shaleh," ujarnya.
Ia menjelaskan, orang yang cerdas adalah orang yang beramal untuk kehidupan setelah kematian. "Dan kebahagiaan seorang mukmin itu ketika dia bisa bermanfaat kepada orang lain. Dan kemanfaatan yang terbesar adalah mengajak mereka beriman kepada Allah," pungkasnya.[] Yupi UN
"Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian," ujarnya dalam acara Karomah Fajar: Bekal Terbaik Seorang Mukmin, Jumat (9/6/2022) melalui Kaffah Channel.
"Seorang mukmin bila mengingat kematian, dia tidak loyo tetapi semakin semangat dalam bertaqwa kepada Allah SWT. Tidak mau melanggar aturan-aturan Allah, semangat bekerja, berdakwah, dan semangat dalam melakukan kebaikan lainnya," lanjutnya.
Ia mengutip perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwa apabila orang meninggal tanpa adanya bekal, maka seolah-olah orang tersebut mengarungi samudera tanpa perahu, jadi tenggelam. "Yang dimaksud bekal disini adalah amal shaleh atau amal yang Allah telah perintahkan. Adapun semua amal yang dilakukan manusia sebenarnya untuk kepentingan manusia sendiri jika dilakukan dengan ikhlas dan ridlo maka akan menjadi amal shaleh," ujarnya.
Ia menjelaskan, orang yang cerdas adalah orang yang beramal untuk kehidupan setelah kematian. "Dan kebahagiaan seorang mukmin itu ketika dia bisa bermanfaat kepada orang lain. Dan kemanfaatan yang terbesar adalah mengajak mereka beriman kepada Allah," pungkasnya.[] Yupi UN