NYAMAN GIMANA BU MEGA? RAKYAT BERTARUNG CARI HIDUP, KEBIJAKAN NEGARA MALAH PRO CHINA? GA USAH KHAWATIR DENGAN KAMI, KHAWATIR SAJA TERHADAP DIRI UNTUK BERBEKAL SEBELUM KEMATIAN DATANG - Tinta Media

Sabtu, 04 Juni 2022

NYAMAN GIMANA BU MEGA? RAKYAT BERTARUNG CARI HIDUP, KEBIJAKAN NEGARA MALAH PRO CHINA? GA USAH KHAWATIR DENGAN KAMI, KHAWATIR SAJA TERHADAP DIRI UNTUK BERBEKAL SEBELUM KEMATIAN DATANG


Tinta Media - "Coba dong, jangan merasa, saya bilang sama Sekjen saya, nih, kok bangsaku udah terlalu nikmat dengan zona nyaman, lho, aku udah khawatir, lho. Nanti kalau saya udah ndak ada terus piye yo, gimana yo,"

[Megawati Soekarno Putri, 1/6]

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan refleksi kebangsaannya di peringatan Hari Lahir Pancasila. Megawati mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi bangsa RI hari ini yang dianggapnya terlalu nikmat di zona nyaman.

Lalu, dia menganggap Indonesia berada di zona nyaman. Khawatir Indonesia bernasib sama seperti Amerika dan Australia, dimana bangsa asli tergusur di negeri sendiri. Lebih lanjut, Megawati khawatir pasca dirinya mati. 

Nampaknya, pengamatan Megawati tidak akurat. Faktanya, apa yang terjadi di negeri ini tidaklah seperti yang Mega katakan.

Pertama, siapa bilang Indonesia berada di zona nyaman? rakyat saat ini bertaruh hidup, mencukupi kebutuhan mereka. Sampai-sampai kaki jadi kepala, kepala jadi kaki.

Mereka peras keringat banting tulang hanya untuk makan, bertahan hidup, melanjutkan kehidupan. Pada saat yang sama, pemerintah menambah beban.

Pertamax dinaikkan, pertalite dan solar akan menyusul. TDL dan gas 3 kg juga mau dinaikkan. Sementara Jokowi, petugas partai PDIP malah membandingkan harga pertalite dengan Singapura.

Singapura pendapatan per kapita rakyatnya US$ 59.000 per tahun. Indonesia cuma US$ 4000 per tahun. Kalau pendapatan rakyat Indonesia sudah bisa disamakan dengan Singapura, boleh lah Jokowi membandingkan harga BBM Indonesia dengan Singapura.

Kalau elit politik, para pejabat, birokrat, mereka memang nyaman. Gaji bejibun, korupsi jalan terus. Istri dan keluarganya kerjanya cuma ngabisin duit, jalan-jalan ke luar negeri.

Kedua, bangsa Indonesia faktanya mulai tergusur oleh TKA Cina. Kalau dibiarkan, nasib bangsa asli australia dan amerika juga dialami Indonesia.

Kebijakan liberalisasi TKA cina itu ada di rezim jokowi, petugas PDIP. Jadi, semestinya Mega tidak perlu pidato, langsung instruksikan kepada Jokowi untuk sterilisasi Indonesia dari serbuan TKA China.

Faktanya, justru kebijakan Jokowi yang mengundang TKA China untuk membanjiri Indonesia. Industri tambang dan infrastruktur yang dibuat, justru hanya untuk menyejahterakan TKA China.

Ketiga, tidak usah khawatir dengan kami dan bangsa Indonesia, tetapi lebih baik Megawati khawatir dengan nasib dirinya dan PDIP. Khawatirlah, saat kematian menjemput apakah sudah ada persiapan bekal untuk menyambut hari sesudah kematian. Kecuali tidak percaya adanya kehidupan akhirat.

Khawatir saja pada PDIP, yang pasca megawati pergi pasti berantakan. Masih hidup saja, Jokowi berani melawan PDIP bersama Ganjar, apalagi megawati tidak ada?

Jadi, fokuslah dalam mengindera rasa khawatir. Sibuklah atas diri dan PDIP. InsyaAllah, kami rakyat indonesia sudah siap dengan segala keadaan, termasuk jika harus ditinggalkan Megawati.[]

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :