Ngaji, Dakwah dan Bisnis Gass Poll ! ( Part 1 ) - Tinta Media

Selasa, 14 Juni 2022

Ngaji, Dakwah dan Bisnis Gass Poll ! ( Part 1 )


Tinta Media - Sobat. Judul di atas  adalah yel-yel saat  penulis ngisi para pengusaha muslim atau muslimpreneur. Ketika saya teriakan, “ Muslimpreneur!  Mereka menjawab dengan penuh semangat, “ Ngaji! Dakwah ! Bisnis !  Gass Pooolll !”  artikel  kali ini kita   akan  bahas kenapa kita harus ngaji  kemudian  berdakwah  dan Bisnis semuanya harus gass pool atau sungguh-sungguh.

Sobat. Inti  dari semua ilmu adalah  engkau  harus tahu  apa itu ketaatan  dan  ibadah. Ketahuilah Inti ketaatan dan ibadah adalah  mengikuti Allah dan Rasul-Nya (Asy-syari’) terhadap perintah dan larangan , baik perkataan maupun perbuatan. Maksudnya setiap perkataan, perbuatan, dan yang engkau tunggalkan sesuai dengan sabda dan perbuatannya yakni dengan mengikuti syariat.

Berkenaan dengan hal ini, Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah  berkata, “ Tuntutlah ilmu ini dengan tidak merusak ibadah dan kerjakanlah ibadah dengan tidak melalaikan ilmu.” Rasulullah SAW bersabda, “ Ilmu itu adalah  imam bagi amal, sedangkan amal  adalah makmum bagi ilmu.”  Maka engkau harus mengetahui kewajiban-kewajiban syar’I  yang  telah  diperintahkan  dan  wajib  untuk  dilaksanakan  dengan semestinya. Engkau  juga wajib  mengetahui larangan-larangan yang harus ditinggalkan.” Demikian penjelasan Imam al-Ghazali.

Ingatlah sobat. Barangsiapa  yang  meremehkan  ilmu-ilmu yang tercantum  di dalam Al-Quran, sedangkan Allah SWT  telah memuliakan ilmu-ilmu tersebut dengan sebutan nur (cahaya), hikmah (kebijaksanaan), dan huda (petunjuk), niscaya orang itu akan terjerumus ke dalam hal-hal yang haram dan akhirnya akan menuai kehancuran!

Sobat. Wajib mendahulukan ilmu daripada ibadah adalah bahwa ilmu yang bermanfaat   akan  membuahkan  rasa  takut  kepada  Allah SWT  dan  keagungan-Nya. 
Allah berfirman :

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ  
(٢٨)

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” ( QS. Fathir (35) : 28 )

Pada ayat ini, Allah menambah penjelasan lagi tentang hal-hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan-Nya. Allah menciptakan binatang melata dan binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya sekalipun berasal dari jenis yang satu. Bahkan ada binatang yang satu, tetapi memiliki warna yang bermacam-macam. Mahasuci Allah pencipta alam semesta dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini firman Allah:

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. (ar-Rum/30: 22)
 
Demikianlah Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti tersebut di atas untuk dapat diketahui secara mendalam. Hanya ulama yang benar-benar menyadari dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah, sehingga mereka benar-benar tunduk kepada kekuasaan-Nya dan takut kepada siksa-Nya.

Ibnu 'Abbas berkata, "Yang dinamakan ulama ialah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu." Di dalam riwayat lain, Ibnu 'Abbas berkata, "Ulama itu ialah orang yang tidak mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apa pun, yang menghalalkan yang telah dihalalkan Allah dan mengharamkan yang telah diharamkan-Nya, menjaga perintah-perintah-Nya, dan yakin bahwa dia akan bertemu dengan-Nya yang akan menghisab dan membalas semua amalan manusia."

Ayat ini ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah Mahaperkasa menindak orang-orang yang kafir kepada-Nya. Dia tidak mengazab orang-orang yang beriman dan taat kepada-Nya, tetapi Maha Pengampun kepada mereka. Dia kuasa mengazab orang-orang yang selalu berbuat maksiat dan bergelimang dosa, sebagaimana Dia kuasa memberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka, maka sepatutnya manusia itu takut kepada-Nya.

Sobat. Ketika seseorang mendapat ilmu lalu  tidak mengamalkannya, ilmu itu justru akan  semakin  menjadi  penghujat  dirinya  kelak. Sebagaimana yang  disabdakan  Rasulullah SAW , “ Manusia yang paling pedih azabnya  pada hari kiamat kelak adalah  orang  yang berilmu tapi  Allah tak jadikan ilmunya bermanfaat.”

Rasulullah SAW bersabda, “ Manusia yang  paling bahagia  atas  syafaatku  adalah  orang  yang mengatakan  Laa ilaaha illaallah  dengan tulus  dari hati dan jiwanya.”
Hasan al-Bashri  berkata, “ Siapa  yang menunaikan  hak  dan kewajibannya . maka ia  akan masuk surga. Bukan hanya sekedar pembicaraan.” 

Sobat. Mencapai Allah dan makrifatullah adalah hilangnya tabir pembatas, seperti  nafsu syahwat, maksiat, harta haram, dan sebagainya yang menghalangi  seorang hamba  dari Tuhan. Maka kenalilah Allah sehingga rasa  khusyuk  kembali  hadir  di hatimu. Hati nuranimu kembali  ke dalam pekerjaanmu, akal  pikiranmu kembali menunjuki , dan jiwa kembali pada kesuciannya.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
CEO Educoach dan Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan  Jawa Timur

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :