Tinta Media - "Sultan Muhammad Al Fatih Rahimahullah 'Sang Penakluk Konstantinopel', Sultan hebat yang disegani dunia dan berhasil mewujudkan kabar gembira Rasulullah SAW," tutur Narator MMC dalam History Insight: Keluarga Muslim, Belajarlah Dari Keluarga Muhammad Al Fatih di kanal YouTube Muslimah Media Center, Selasa (7/6/2022).
Menurut Narator, penaklukan Konstantinopel yang belum mampu diwujudkan oleh para pendahulunya sehingga membuatnya mendapat predikat 'Pemimpin terbaik saat usianya baru berjalan 24 tahun'. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam, pemimpin yang menaklukkan adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan (HR. Ahmad)," bebernya.
Ia menjelaskan bahwa Sultan Muhammad Al Fatih yang lahir pada tahun 833 Hijriah atau 1929 Masehi, merupakan putra dari Sultan Murad II. Dimana Sultan Murad II ini terkenal sebagai pemimpin cerdas dan salih, juga pemimpin yang sangat dekat dengan para ulama. Dan kedekatan itu membuatnya bisa memilih guru yang tepat untuk pendidikan anaknya.
Demi mewujudkan keinginan agar anaknya mendapat pendidikan dari seorang guru yang bisa membuat patuh seorang Muhammad Al Fatih, akhirnya sang ayah memilih Syaikh Ahmad bin Ismail Al Kurani. "Akhirnya dia berhasil mengkhatamkan hafalan Al Qur'an dalam waktu singkat," ungkap Narator.
Begitu juga, lanjutnya, sang ibu Valide Yumahatun adalah seorang wanita yang salihah, ibu yang istimewa, ibu yang fokus dalam mendidik anaknya, semua difokuskan untuk melahirkan orang besar, melahirkan pembuka Konstantinopel, melahirkan manusia yang nanti mendapatkan janji Nabi SAW Mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mendidik Muhammad Al Fatih.
Setiap selesai shalat subuh, sang ibu membawa Muhammad Al Fatih untuk berjalan keluar kemudian menunjukkan dari kejauhan Benteng Konstantinopel yang megah itu, lalu berkata, "Namamu nak adalah nama Nabi kita, Muhammad SAW, Nabi kita yang pernah mengatakan benteng itu pasti akan ditaklukkan dan kamu adalah penakluknya," ujar Narator.
Narator menilai keberhasilan penaklukan Kota Konstantinopel bukan hanya keberhasilan Muhammad Al Fatih semata tetapi keberhasilan orang tua dalam mendidik anak, keberhasilan masyarakat Islam sebagai pengontrol lingkungan dan juga keberhasilan negara dalam membentuk generasi Rabbani.
"Islam telah memberikan peran keluarga sebagai madrasah utama dan pertama. Ayah dan Ibu bersinergi dalam mendidik, mengasuh, mencukupi gizi anak dan menjaga mereka dengan basis keimanan dan ketaqwaan kepada Allah ta"ala," jelasnya.
Ia juga melihat masyarakat juga memiliki andil sebagai pengontrol perilaku anak dari kejahatan dan kemaksiatan dengan penerapan sistem sosial Islam. "Masyarakat terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar kepada siapapun," tukasnya.
Narator menambahkan bahwa tanpa lupa peran negara sebagai _Raa'in_ (pengurus) dan _Junnah_ (pelindung) bagi umat. "Negara Islam memberikan pemenuhan kebutuhan berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan setiap anak," paparnya.
"Inilah keberhasilan sistem Islam ketika diterapkan secara keseluruhan dalam naungan khilafah yang mampu mencetak generasi unggul dan mulia," pungkasnya.[] Ajirah
Menurut Narator, penaklukan Konstantinopel yang belum mampu diwujudkan oleh para pendahulunya sehingga membuatnya mendapat predikat 'Pemimpin terbaik saat usianya baru berjalan 24 tahun'. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam, pemimpin yang menaklukkan adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan (HR. Ahmad)," bebernya.
Ia menjelaskan bahwa Sultan Muhammad Al Fatih yang lahir pada tahun 833 Hijriah atau 1929 Masehi, merupakan putra dari Sultan Murad II. Dimana Sultan Murad II ini terkenal sebagai pemimpin cerdas dan salih, juga pemimpin yang sangat dekat dengan para ulama. Dan kedekatan itu membuatnya bisa memilih guru yang tepat untuk pendidikan anaknya.
Demi mewujudkan keinginan agar anaknya mendapat pendidikan dari seorang guru yang bisa membuat patuh seorang Muhammad Al Fatih, akhirnya sang ayah memilih Syaikh Ahmad bin Ismail Al Kurani. "Akhirnya dia berhasil mengkhatamkan hafalan Al Qur'an dalam waktu singkat," ungkap Narator.
Begitu juga, lanjutnya, sang ibu Valide Yumahatun adalah seorang wanita yang salihah, ibu yang istimewa, ibu yang fokus dalam mendidik anaknya, semua difokuskan untuk melahirkan orang besar, melahirkan pembuka Konstantinopel, melahirkan manusia yang nanti mendapatkan janji Nabi SAW Mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mendidik Muhammad Al Fatih.
Setiap selesai shalat subuh, sang ibu membawa Muhammad Al Fatih untuk berjalan keluar kemudian menunjukkan dari kejauhan Benteng Konstantinopel yang megah itu, lalu berkata, "Namamu nak adalah nama Nabi kita, Muhammad SAW, Nabi kita yang pernah mengatakan benteng itu pasti akan ditaklukkan dan kamu adalah penakluknya," ujar Narator.
Narator menilai keberhasilan penaklukan Kota Konstantinopel bukan hanya keberhasilan Muhammad Al Fatih semata tetapi keberhasilan orang tua dalam mendidik anak, keberhasilan masyarakat Islam sebagai pengontrol lingkungan dan juga keberhasilan negara dalam membentuk generasi Rabbani.
"Islam telah memberikan peran keluarga sebagai madrasah utama dan pertama. Ayah dan Ibu bersinergi dalam mendidik, mengasuh, mencukupi gizi anak dan menjaga mereka dengan basis keimanan dan ketaqwaan kepada Allah ta"ala," jelasnya.
Ia juga melihat masyarakat juga memiliki andil sebagai pengontrol perilaku anak dari kejahatan dan kemaksiatan dengan penerapan sistem sosial Islam. "Masyarakat terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar kepada siapapun," tukasnya.
Narator menambahkan bahwa tanpa lupa peran negara sebagai _Raa'in_ (pengurus) dan _Junnah_ (pelindung) bagi umat. "Negara Islam memberikan pemenuhan kebutuhan berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan setiap anak," paparnya.
"Inilah keberhasilan sistem Islam ketika diterapkan secara keseluruhan dalam naungan khilafah yang mampu mencetak generasi unggul dan mulia," pungkasnya.[] Ajirah