Tinta Media - Entahlah, negara benar-benar parah salah urusnya. Tupoksi lembaga negara sudah bekerja sesuai kehendak penguasa bukan kehendak konstitusi. Menhan ngurusi proyek Food Estate, tanam singkong. Mentan urusi Kalung Corona. Kapolri urusi BBM kalau naik atasi dengan bersepeda. Khusus Luhut Panjaitan, urusi segala urusan.
Sekarang, setelah sukses urus baliho Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman sibuk ngurusi minyak goreng (migor). Dengan sigap, Dudung datang ke Pasar Kramat Jati karena mendapatkan info Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah masih mencapai Rp 18.000 per liter.
KSAD Dudung melakukan pengecekan langsung ke pasar itu sebagai tindak lanjut arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan terkait keterlibatan Angkatan Darat untuk membantu Pemda dan kepolisian, khususnya di Pulau Jawa dan Bali terkait ketersediaan dan harga minyak goreng.
"Pagi hari ini saya mengecek dan memastikan langsung keterlibatan TNI Angkatan Darat membantu pemerintah daerah sesuai perintah dari Bapak Menko Marves, Pak Luhut yang disampaikan beberapa minggu lalu," kata Dudung dalam keterangan tertulisnya. (Rabu, 1 Juni 2022).
Sejak kapan Menko Marives jadi atasan Dudung? Bukankah atasan Dudung Panglima TNI? Kenapa Dudung terkesan cari panggung sendiri?
Entahlah, apa yang akan dilakukan Dudung setelah tahu ada pedagang yang menjual harga diatas HET. Apakah akan dihukum push up? Lari-lari keliling pasar? Atau dipaksa jual migor sesuai HET tanpa peduli berapa harga beli pedagang kecil di pasar?
Ini negara dikelola seperti preman. Tentara dikerahkan untuk menakut-nakuti rakyat. Sedangkan kepada cukong, tentara hormat.
KSAD Dudung sendiri mengklaim ada oknum yang mainkan harga minyak goreng. Pihaknya telah memberikan soft therapy pada oknum tersebut.
Namun, apakah Dudung berani mendatangi pabrik dan gudang stok milik Wilmar? Menggerebek Gudang Indofood Agri? Cek stok opname Musim Mas? Memeriksa gudang milik Royal Golden Eagle atau bahkan berani datangi Sinarmas Group?
Ah, paling Dudung cuma gagah dihadapan pedagang cilik, pedagang Kramat Jati. Kalau kepada Cukong Oligarki migor, Dudung tak berani unjuk kuasa.
Sama seperti OPM, Dudung tak bernyali menghadapi OPM. Padahal, dudung didesain untuk perang, digaji untuk hadapi perongrong kedaulatan, bukan urusi minyak goreng.
Kayak mau nyaleg atau nyapres saja, kunjungan ke pasar, bikin keterangan tertulis di media. Giliran ke OPM, tak ada nyalinya, tak ada tindakan tegas meskipun sudah banyak anggota TNI yang menjadi korban.
Atau tugas dudung mau dialihkan ke Banser ? sama saja, setali tiga uang. Banser juga cuma gagah membubarkan pengajian, giliran urusan OPM ngelesnya itu tugas aparat.
Kacau negara, konstitusi sudah diacak-acak. Semua pejabat bertindak semaunya. [].
Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik