Tinta Media - Menanggapi aksi KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang sigap mengurusi minyak goreng ke pasar Kramat Jati, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menilai negara dikelola seperti preman.
"Ini negara dikelola seperti preman. Tentara dikerahkan untuk menakut-nakuti rakyat. Sedangkan kepada cukong, tentara hormat," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (4/6/2022).
Menurutnya, meski KSAD Dudung mengklaim ada oknum yang memainkan harga minyak goreng, dan pihaknya telah memberikan soft therapy pada oknum tersebut. Namun, Ahmad menilai Dudung tak berani Cukong oligarki.
"Apakah Dudung berani mendatangi pabrik dan gudang stok milik Wilmar? Menggerebek gudang Indofood Agri? Cek stok opname Musim Mas? Memeriksa gudang milik Royal Golden Eagle atau bahkan berani datangi Sinarmas Group? Ah, paling Dudung cuma gagah di hadapan pedagang kecil, pedagang Kramat Jati. Kalau kepada cukong oligarki migor, Dudung tak berani unjuk kuasa," ulasnya.
"Sama seperti OPM, Dudung tak bernyali menghadapi OPM. Padahal Dudung didesain untuk perang, digaji untuk hadapi perongrong kedaulatan, bukan urusi minyak goreng," imbuhnya.
Ia melihat bahwa apa yang dilakukan itu seperti aksi seorang caleg atau capres, kunjungan ke pasar, lalu buat keterangan tertulis di media. Giliran ke OPM, tak ada nyalinya, tak ada tindakan tegas meskipun sudah banyak anggota TNI yang menjadi korban.
"Atau tugas Dudung mau dialihkan ke Banser? Sama saja, setali tiga uang. Banser juga cuma gagah membubarkan pengajian, giliran urusan OPM ngelesnya itu tugas aparat," bebernya.
"Kacau negara, konstitusi sudah diacak-acak. Semua pejabat bertindak semaunya," tandasnya.[] Ajirah
"Ini negara dikelola seperti preman. Tentara dikerahkan untuk menakut-nakuti rakyat. Sedangkan kepada cukong, tentara hormat," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (4/6/2022).
Menurutnya, meski KSAD Dudung mengklaim ada oknum yang memainkan harga minyak goreng, dan pihaknya telah memberikan soft therapy pada oknum tersebut. Namun, Ahmad menilai Dudung tak berani Cukong oligarki.
"Apakah Dudung berani mendatangi pabrik dan gudang stok milik Wilmar? Menggerebek gudang Indofood Agri? Cek stok opname Musim Mas? Memeriksa gudang milik Royal Golden Eagle atau bahkan berani datangi Sinarmas Group? Ah, paling Dudung cuma gagah di hadapan pedagang kecil, pedagang Kramat Jati. Kalau kepada cukong oligarki migor, Dudung tak berani unjuk kuasa," ulasnya.
"Sama seperti OPM, Dudung tak bernyali menghadapi OPM. Padahal Dudung didesain untuk perang, digaji untuk hadapi perongrong kedaulatan, bukan urusi minyak goreng," imbuhnya.
Ia melihat bahwa apa yang dilakukan itu seperti aksi seorang caleg atau capres, kunjungan ke pasar, lalu buat keterangan tertulis di media. Giliran ke OPM, tak ada nyalinya, tak ada tindakan tegas meskipun sudah banyak anggota TNI yang menjadi korban.
"Atau tugas Dudung mau dialihkan ke Banser? Sama saja, setali tiga uang. Banser juga cuma gagah membubarkan pengajian, giliran urusan OPM ngelesnya itu tugas aparat," bebernya.
"Kacau negara, konstitusi sudah diacak-acak. Semua pejabat bertindak semaunya," tandasnya.[] Ajirah