Tinta Media - "Jadi kita berharap regulasi yang jelas. Kalau mereka bicara khilafah, kita berharap mereka bisa ditindak dengan hukum. Karena kalau tidak maka aparat seperti melihat di dalam kaca, tidak bisa menyentuh. Hanya bisa memonitor, menunggu mereka melakukan aksi. Ini kan mengkhawatirkan,"
[Ken Setiawan, NII Crisis Center, 12/6]
Bekas anggota Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan berpendapat maraknya konvoi dan kampanye ideologi khilafah secara terang-terangan dewasa ini sebagai akibat dari lemahnya regulasi negara yang mengatur terhadap paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Pendiri NII Crisis Center ini mengatakan yang menjadikan situasi ini kian miris adalah ketika paham ini mulai menjangkiti tidak hanya masyarakat biasa, namun juga sudah masuk kepada aparat negara seperti TNI-Polri, ASN hingga kepada kalangan publik figur dan artis.
Nampaknya, Ken tidak paham mengapa umat Islam terus mendakwahkan ajaran Islam Khilafah. Ken keliru, karena mengasumsikan Umat Islam mendakwahkan ajaran Islam Khilafah karena adanya kebebasan dan demokrasi.
Dasar syar'i dakwah Khilafah adalah karena Khilafah adalah ajaran Islam yang wajib didakwahkan. Umat Islam tergerak untuk terus bicara Khilafah bukan karena regulasi, melainkan karena dorongan akidah, karena ada perintah kewajiban syara'.
Mau dibuat regulasi seketat apapun, sampai siapa yang bicara Khilafah diancam penjara, tidak akan mengubah kedudukan Khilafah sebagai ajaran Islam. Represifme rezim dengan mengeluarkan regulasi yang mengkriminalisasi Khilafah bukan akan menghentikan dakwah Khilafah, malah mempercepat kajatuhan rezim.
Sebab regulasi apapun tak akan mampu mencabut keyakinan bahwa Khilafah adalah ajaran Islam. Keyakinan terhadap Khilafah sebagai ajaran Islam, telah ada jauh sebelum Republik ini berdiri.
Saat ini rezim memang sedang intensif manarget Khilafah dengan narasi akan mengganti Pancasila melalui aktivitas perburuan anggota kelompok Khilafatul Muslimin. Rezim berusaha menakut-nakuti Umat dengan narasi Khilafah mengancam Pancasila.
Namun, umat Islam sudah cerdas. Umat Islam tak akan bisa ditipu lagi.
Mengedarkan narasi ingin mengganti Pancasila, memangnya Pancasila masih ada ? Saat tambang dan kekayaan alam Indonesia mayoritas dikuasi Freeport, Chevron, Newmont, Petrochina, ChonocoPhilips, BP, Niko Resources, dimana Pancasila ?
Mengedarkan narasi ingin mengganti Pancasila, memangnya Pancasila masih ada? saat OPM berulangkali merongrong kedaulatan Negara. Membunuh sipil bahkan anggota TNI dan Polri. Dimana Pancasila ?
Mengedarkan narasi ingin mengganti Pancasila, memangnya Pancasila masih ada ? Saat ditemukan bahan peledak, amunisi dan senjata di Jl Asia Afrika Bandung. Dimana Pancasila?
Mengedarkan narasi ingin mengganti Pancasila, memangnya Pancasila masih ada? Saat hutang Negara lebih dari Rp 7000 triliun. Rakyat susah, pajak makin mencekik. dimana Pancasila? []
Follow Us :
https://heylink.me/AK_Channel/
Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik