Tinta Media - Memang dari data Ditjend Gatrik ESDM per April 2021 daya terpasang pembangkit PLN Jawa - Bali masih unggul yaitu sebesar 41.596 MW. Sementara pembangkit IPP swasta hanya sebesar 20.556 MW. Namun bisnis pembangkit tidak bisa hanya di ukur pada parameter daya terpasang saja. Tetapi juga tergantung pada berapa jam perhari pembangkit itu beroperasi? Makin tinggi jam operasi makin banyak menghasilkan "chuan". Kecuali pembangkit swasta IPP yang kerja tidak kerja "stroom" nya sudah dibeli PLN sebesar 70% dari assumsi pembangkit tersebut beroperasi seharian, ini yang disebut TOP (Take Or Pay) Clause.
Dari seminar PP IP dan SP PJB 20 Juli 2021 diperoleh data bahwa saat itu operasional pembangkit Jawa-Bali mayoritas (90%) dikuasai swasta , dan hanya sekitar 3.000 MW (10%) adalah pembangkit PLN. Artinya selama ini sebesar ( 41. 596 - 3.000) 38.596 MW pembangkit PLN di Jawa - Bali mengalami RSH (Reserve Shut Down) alias "mangkrak"!
Data2 yang penulis sampaikan adalah pembangkit Jawa-Bali, mengingat kawasan ini yang disasar oleh para "Oligarkhi Peng Peng" seperti Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick Tohir beserta Aseng/Asing serta Taipan 9 Naga. Disini Aseng/Asing bermain di Pembangkit, sedang Taipan 9 Naga dan Dahlan Iskan bermain di Ritail ! Selanjutnya nanti kalau Transmisi PLN sudah dibikin Subholding, maka PLN P2B (Pusat Pengatur Beban) akan lepas dari PLN dan menjadi Unit Independen Pengatur System dan Pengatur Pasar , maka selanjutnya Jawa-Bali akan terjadi MBMS (Multy Buyer and Multy Seller) System, tidak ada subsidi lagi diseluruh golongan tarip, dan sesuai pengalaman Kamerun 1999 (dari Sidang MK 2003) tarip listrik akan melonjak rata2 sampai 7x lipat ! Maka untuk "pemanasan" sekarang dimulai dari 3.500 VA keatas !
Begitulah salah satu strategi Kartel Listrik Swasta yang dimotori "Oligarkhi Peng Peng" diatas mengumpulkan pundi2 untuk pasang Capres 2024 sebagai kuda "tunggangan" masa depan (sekali lagi ini baru yang di PLN , belum sektor lain ) !
INDIKASI YANGTERJADI DI INTERNAL PLN BAHWA PLN HANYA SEBAGAI EO.
Biasanya kalau ada musibah "lelayu", YPK (Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan ) yang memegang satu lembar saham ESHOP (Employ Share Ownership Program) PT. PLN (PERSERO), menyumbang Rp 2 juta sebagai sumbangan duka cita untuk pensiunan yang mendapat musibah. Namun beberapa bulan yang lalu YPK mengumumkan bahwa sumbangan duka tersebut hanya akan diberikan Rp 1 juta. Dengan alasan pendapatan YPK menurun ! Dan ini bisa dipastikan karena perubahan posisi PLN yang saat ini hanya sebagai EO (Event Organizer) atau "kacung" nya Kartel Liswas Pimpinan Luhut BP, JK, Dahlan Iskan dan Erick Tohir !
Innalillahi wa Inna ilaihi roojiuunn !!
JAKARTA, 17 JUNI 2022.
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.