Hidup Bahagia dan Bermakna Itu Ketika... - Tinta Media

Jumat, 03 Juni 2022

Hidup Bahagia dan Bermakna Itu Ketika...


Tinta Media - Mudir Ma'had Syaraful Haramain KH. Hafidz Abdurrahman menyatakan bahwa hidup yang bahagia dan bermakna itu ketika amal saleh diterima oleh Allah SWT.

"Hidup yang bahagia dan bermakna adalah ketika amal saleh kita diterima oleh Allah SWT," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (1/6/2022).

"Pun saat ajal yang pasti itu tiba, semua yang kita lakukan bisa kita pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Bahkan, kita pun dirindukan-Nya," imbuhnya.

Menurutnya, seperti itulah yang dialami Sa'ad bin Mu'adz, sahabat Nabi Saw yang mulia. Umurnya tidak panjang, hanya sekitar 30 tahunan. Tidak kurang dari enam tahun ia habiskan waktunya untuk Islam, Allah SWT, dan Rasul-Nya. "Saat ajal menjemputnya, Allah berikan kemuliaan yang tiada tara. Kematiannya dirindukan oleh-Nya hingga membuat singgasana-Nya berguncang," ulasnya.

Ia melanjutkan,  Abu Hurairah juga demikian. Beliau ditakdirkan Allah SWT hanya bersama Nabi SAW tidak kurang dari tiga tahun. Namun, dalam tiga tahun itu, beliau gunakan untuk Islam. Beliau berhasil mengumpulkan tidak kurang dari empat karung hadis. Ia gunakan malamnya untuk belajar dan menghapal Al-Qur'an. Sungguh berkah umur dan waktunya. "Meski tidak banyak dan tidak panjang, tetapi Allah SWT berikan kebaikan yang berlimpah," bebernya.


"Jika kita sadar, Allah SWT memberikan kesempatan emas kepada kita. Dengan salat berjamaah dan salat rawatib misalnya, dalam sehari kita bisa mendapatkan 152 poin dibandingkan saat salat sendiri yang hanya mendapatkan 17 poin," paparnya.

"Belum lagi, jika itu semua dilakukan di masjid, maka tiap langkah kaki kita akan merontokkan dosa kita," tambahnya.

Dengan shalat di masjid Nabawi, lanjutnya, bisa mendapatkan 1000 poin. Itu artinya, nilai sehari beribadah di sana, sama dengan 24 tahun. Lalu bagaimana kalau itu dilakukan di Masjidil Haram? Maka, poin yang diperoleh sama dengan 2.483 tahun. "Subhanallah," ucapnya.

"Ini baru ibadah shalat. Bagaimana ketika isi hidup kita dengan dakwah? Ketika kita berdakwah dan seseorang mendapatkan hidayah Allah SWT karena kita, maka Allah SWT mengganjarnya dengan kebaikan yang tidak terhingga. Lebih baik daripada terbitnya matahari dan bulan. Allahu Akbar," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa begitulah Allah SWT memberikan kesempatan agar umur, waktu, dan hidup menjadi berkah dan penuh hikmah. "Saat ajal yang pasti itu tiba, kita pun menghadap-Nya dengan senyuman. Begitulah jiwa orang-orang mukmin yang saleh dan salihah," ungkapnya.

"Ya Allah, berikanlah umur dan waktu kami. Ya Allah, terimalah amal kami. Jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang ketika ajal kami tiba, termasuk hamba-hamba-Mu yang menghadap kepada-Mu dengan Husnul khatimah dengan penuh kerelaan dan mendapatkan rida-Mu. Aamiin, aamiin, aamiin ya Mujibassailin," pungkasnya.[] Ajirah 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :