Guru Luthfi: Mencegah Kaum Muslim Masuk Masjid dan Merobohkan Rumah Allah Itu Zalim - Tinta Media

Minggu, 12 Juni 2022

Guru Luthfi: Mencegah Kaum Muslim Masuk Masjid dan Merobohkan Rumah Allah Itu Zalim


Tinta Media - Pengurus Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru Luthfi Hidayat menyatakan tafsir Al-Baqarah ayat ke 114 menjelaskan kezaliman orang yang mencegah kaum muslim masuk masjid dan berusaha merobohkan rumah Allah.

“Renungan Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat ke 114 bahwa zalim mencegah kaum muslim masuk masjid dan berusaha merobohkan rumah Allah,” tuturnya dalam Kajian Jumat Bersama Al-Qur’an: Zalim! Orang yang Menghalangi Muslim Masuk Masjid, Jumat (3/6/2022) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat,” (TQS. Al-Baqarah [2]: 114).

Guru Luthfi mengungkapkan penjelasan Ibnu Katsir bahwa terdapat perbedaan pendapat dari para ahli tafsir mengenai siapakah yang dimaksud dengan orang yang menghalangi masuk masjid Allah dan berusaha merusaknya. Diriwayatkan oleh al-Aufi dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas, mereka itu orang-orang Nasrani. Mujahid pun mengemukakan, mereka itu adalah orang-orang Nasrani. “Mereka membuang berbagai kotoran ke Baitul Maqdis dan menghalangi orang-orang agar tidak mengerjakan shalat di dalamnya,” ungkapnya.

Pendapat lain diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, “Ibnu Zaid mengatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang musyrik yang menghalangi Rasulullah Saw. bersama para sahabatnya untuk masuk ke kota Makkah pada saat terjadinya peristiwa Hudaibiyah sehingga beliau menyembelih kurbannya di Dzi Thuwa dan mengajak mereka berdamai,” bebernya.

Kemudian ia memaparkan penjelasan Imam Al Qurthubi makna siapa saja secara umum yang berbuat zalim.
“Menurut suatu pendapat yang dimaksud (dalam ayat ini) adalah orang-orang yang menghalangi manusia masuk ke setiap masjid sampai hari kiamat,” tuturnya.
Menurutnya pendapat inilah yang paling sahih disebabkan lafaz (dalam ayat ini) adalah lafaz yang umum, ia muncul dalam bentuk jamak.

“Oleh karena itulah, mengkhususkan lafaz ini hanya untuk sebagian masjid dan sebagian orang merupakan pendapat yang lemah,” paparnya.

Penjelasan dari Muhammad Ali Ashabuni dalam tafsir beliau Shafwatu Tafasir maknanya adalah tidak ada yang lebih zalim kecuali orang yang melakukan hal itu (menghalang-halangi orang lain untuk menyembah Allah dan berupaya menghancurkan rumah Allah). “Sebagaimana yang dilakukan oleh orang Romawi menghancurkan Baitul Maqdis, atau menghalang-halangi ibadah sebagaimana yang dilakukan kafir Quraisy,” ungkapnya.

Kembali ia menjelaskan pernyataan dari Imam Al Qurthubi yang dimaksud Baitul Maqdis dan mihrab-mihrabnya. “Menurut satu pendapat, yang dimaksud dengan masjid di sini adalah Ka’bah. Dalam hal ini kata masjid menggunakan bentuk jamak karena Ka’bah merupakan kiblat bagi masjid-masjid. Atau karena bertujuan untuk mengagungkan Ka’bah. Pendapat yang lain adalah semua masjid,” jelasnya.

Makna kalimat selanjutnya dari ayat ini, “Mereka tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah) kecuali dengan rasa takut (kepada Allah).”

Guru Luthfi menyatakan penjelasan dari Imam Al Qurthubi, “Maksudnya jika masjid-masjid Allah itu telah dikuasai oleh kaum muslim dan berada di bawah kekuasaan mereka, sehingga orang-orang kafir tidak dapat memasukinya maka tentulah mereka akan merasa takut diusir oleh kaum muslimin  dan diberikan pelajaran karena akan memasukinya,” paparnya. 

Kemudian ia membeberkan akhir kalimat dari ayat yang mulia ini, “Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.”

Inilah penjelasan dari Imam Ali Ash Shabuni, “Artinya orang-orang yang disebutkan di atas (orang-orang yang menghalangi muslim menyembah Allah dan berusaha merobohkan rumah-rumah Allah), adalah orang yang hina dan rendah di dunia. Dan juga akan mendapatkan siksa di neraka,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :