Tinta Media - Menanggapi kriminalisasi terhadap khilafah sebagai ajaran Islam, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menyampaikan bahwa justru saat ini adalah saat yang tepat untuk menjelaskan Khilafah yang benar.
"Justru saat ini, adalah saat yang tepat untuk menjelaskan Khilafah yang benar, sekaligus membela Khilafah sebagai ajaran Islam dari bahaya kriminalisasi," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (14/06/2022).
Menurutnya, adanya fakta distorsi dan kriminalisasi Khilafah, tidak berarti membuat Khilafah tidak laku dan ditakuti umat.
"Khilafah adalah ajaran Islam. Mendakwahkannya adalah kewajiban. Sampai kapanpun, dan mau diframing seperti apapun, kaum muslimin tetap berkewajiban mendakwahkan Khilafah," ujarnya.
Proposal Khilafah
Ia memandang proposal Khilafah tetap wajib disampaikan kepada segenap komponen umat agar dipahami kewajibannya, urgensinya, hingga kesadaran untuk berjuang bersama menegakkannya.
"Kuncinya ada pada umat. Jika umat sudah paham Khilafah dan meyakini sebagai masa depan dan perjuangannya, maka framing jahat apapun terhadap Khilafah, tidak akan memiliki nilai," tandasnya.
"Berulangkali Khilafah dinarasikan sebagai ancaman bagi negara, padahal, ancaman yang nyata yakni ideologi kapitalisme yang telah meracuni seluruh sendi kehidupan bernegara tidak pernah dipersoalkan. Kapitalisme yang telah menjajah dan terus merampok kekayaan alam Indonesia tidak pernah dipersoalkan," terangnya.
Ia memandang, proposal Khilafah makin relevan di tengah kebuntuan umat dan rusaknya kehidupan akibat diterapkannya ideologi kapitalisme liberal. Khilafah juga jawaban atas ancaman kebangkitan ideologi komunisme yang mulai mendapatkan panggung di negeri ini.
"Dengan demikian, proposal Khilafah harus lebih masif ditawarkan. Proposal ini adalah proposal yang akan menyelamatkan bangsa Indonesia, bahkan dunia," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
"Justru saat ini, adalah saat yang tepat untuk menjelaskan Khilafah yang benar, sekaligus membela Khilafah sebagai ajaran Islam dari bahaya kriminalisasi," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (14/06/2022).
Menurutnya, adanya fakta distorsi dan kriminalisasi Khilafah, tidak berarti membuat Khilafah tidak laku dan ditakuti umat.
"Khilafah adalah ajaran Islam. Mendakwahkannya adalah kewajiban. Sampai kapanpun, dan mau diframing seperti apapun, kaum muslimin tetap berkewajiban mendakwahkan Khilafah," ujarnya.
Proposal Khilafah
Ia memandang proposal Khilafah tetap wajib disampaikan kepada segenap komponen umat agar dipahami kewajibannya, urgensinya, hingga kesadaran untuk berjuang bersama menegakkannya.
"Kuncinya ada pada umat. Jika umat sudah paham Khilafah dan meyakini sebagai masa depan dan perjuangannya, maka framing jahat apapun terhadap Khilafah, tidak akan memiliki nilai," tandasnya.
"Berulangkali Khilafah dinarasikan sebagai ancaman bagi negara, padahal, ancaman yang nyata yakni ideologi kapitalisme yang telah meracuni seluruh sendi kehidupan bernegara tidak pernah dipersoalkan. Kapitalisme yang telah menjajah dan terus merampok kekayaan alam Indonesia tidak pernah dipersoalkan," terangnya.
Ia memandang, proposal Khilafah makin relevan di tengah kebuntuan umat dan rusaknya kehidupan akibat diterapkannya ideologi kapitalisme liberal. Khilafah juga jawaban atas ancaman kebangkitan ideologi komunisme yang mulai mendapatkan panggung di negeri ini.
"Dengan demikian, proposal Khilafah harus lebih masif ditawarkan. Proposal ini adalah proposal yang akan menyelamatkan bangsa Indonesia, bahkan dunia," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
